Ali mengatakan cara pengangkatan kapal dilakukan berdasarkan titik kedalaman tenggelamnya kapal selam.
Tingkat kedalaman tersebut, kata Ali, juga mempengaruhi tingkat kesulitan pengangkatan kapal.
Ali mengungkapkan sejumlah cara pengangkatan kapal selam yang tenggelam berdasarkan pengalaman negara lain.
Menurut Ali cara yang pernah digunakan di antaranya adalah dengan cara mengaitkan dan mengangkat secara perlahan, penggunaan balon udara, dan mengembuskan udara ke tangki pemberat pokok kapal selam menggunakan selang.
"Rencana kita masih kita diskusikan bagaimana caranya mengangkat. Karena kedalamannya ini tidak dangkal.
Ini termasuk yang dalam. Lebih dalam dari kejadian kapal selam Argentina San Juan. Ini 838 meter," kata Ali.
Ali mengatakan sampai saat ini tim SAR baik dari TNI, lembaga dan instansi pemerintah, maupun angkatan laut dari negara sahabat yang terlibat masih berupaya untuk mengangkat bagian-bagian kecil kapal.
Hal itu mengingat daya angkut ROV hanya mencapai 150 Kg.
"Dan sebisa mungkin kita akan mengangkat bagian per bagian kecil karena kemampuan dari ROV itu mengangkat hanya 150 kg. Tapi nanti kita koordinasikan untuk yang lebih besar dari itu," kata Ali.
Sampai sekarang kapal penyelamat kapal selam milik Singapura MV Swift Rescue masih terlibat dalam pencarian di perairan Bali.
Selain itu, masih banyak KRI milik TNI AL yang juga melakukan pencarian di sana.
"Pelaksanaan evakuasi di laut Bali, tetap dilaksanakan sampai sekarang. Jadi sampai sekarang masih ada KRI kita masih banyak di sana. Kemudian Swift Rescue dari Singapura juga membantu untuk pengangkatan," kata Ali.(tribun network/yud/git/dod)
Berita Keluarga Histeris Dapat Kabar Bharada Komang Tertembak KKB