Pasalnya kata dia, sebelum para buruh berangkat menggelar aksi, kepolisian bersama pihak buruh sudah sepakat untuk melakukan aksi damai.
"Adanya pengamanan mahasiswa tuh gini, jadi saat demo yang terkahir itu, tiba-tiba mahasiswa itu mau gabung, itu (pengamanan) dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Yusri saat dikonfrimasi Tribunnews.com, Minggu (2/5/2021).
Lanjut kata Yusri, pengamanan terhadap para mahasiswa tersebut juga merupakan permintaan dari para kelompok buruh.
Pasalnya kata dia, para buruh tidak mau terkena imbas dari adanya kerusuhan padahal semula mereka berjanji akan menggelar aksi secara damai.
"Teman-teman buruh bilang 'kami gamau pak ada penyusup, mahasiswa mau gabung dengan kami, kami kan mau damai, kalau ada apa-apa kami tidak mau disalahkan, karena ini kan hari buruh bukan hari mahasiswa' gitu," katanya menambahkan.
Awalnya kata Yusri, puluhan mahasiswa tersebut hanya dipisahkan dari barisan para buruh, namun beberapa dari mereka ada yang tidak terima, alhasil pihaknya melakukan pengamanan ke Polda Metro Jaya.
Kendati begitu, kata Yusri, sejak kemarin sore, keseluruhan mahasiswa yang diamankan itu sudah kembali dipulangkan oleh pihaknya.
"Akhirnya kami amankan saja dulu ke Polda, dari Polda kami pulangkan, jadi sudah dipulangkan sejak kemarin sore, itu namanya preventif, pencegahan itu," tukas Yusri.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa diamankan pihak kepolisian saat akan menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (1/5/2021).
Pantauan Tribunnews, massa mahasiswa turut dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Namun, aksi mereka terpaksa dibubarkan oleh kepolisian.
Sejumlah polisi berpakaian preman pun mulai menangkap satu-persatu massa mahasiswa tersebut.
Sejumlah dari mereka ditangkap dan dimasukan kedalam mobil Polisi.
Saat ditangkap, mahasiswa tersebut berseru bahwa mereka dari PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia).