3. "Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin."
قَدۡ عَلِمۡنَا مَا تَنقُصُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۡهُمۡۖ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظُۢ
Qad 'alimnaa maa tanqushul ardhu minhum wa 'indanaa kitaabun hafiizh.
4. "Sunggu, Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat)."
بَلۡ كَذَّبُواْ بِٱلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمۡ فَهُمۡ فِيٓ أَمۡرٍ مَّرِيجٍ
Bal kadz-dzabuu bil haqqi lammaa jaa-ahum fahum fii amrin mariij.
5. "Bahkan mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau."
أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ
Afalam yanzhuruu ilassamaa-i fauqahum kaifa banainaahaa wa zayyannaahaa wa maa lahaa min furuuj.
6. "Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?"
وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيجٍ
Wal ardha madadnaahaa wa alqainaa fiihaa rawaasiya wa anbatnaa fiihaa min kulli zaujin bahiij.
7. "Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah,"
تَبۡصِرَةٗ وَذِكۡرَىٰ لِكُلِّ عَبۡدٍ مُّنِيبٍ