Ia menyatakan, debat terbuka wawasan kebangsaan dengan Firli ini dilakukan untuk membuktikan suatu kebenaran.
"Semua hal untuk kebaikan dan kebenaran akan kita lakukan," kata Giri.
Lulusan dari Institute to Social Studies-Erasmus University of Rotterdam mengakui pernah mengikuti TWK)saat seleksi calon pimpinan (capim) KPK pada 2014, dia lulus dan masuk 19 besar.
Serta pada seleksi capim KPK 2019, Giri pun lulus dan masuk 40 besar.
"Saya lolos tes tersebut. Bahkan saya satu kelompok dalam proses diskusi dengan Ketua KPK (Firli Bahuri)," ujar Giri.
Giri berujar, debat terbuka bisa dilakukan untuk membuktikan TWK yang dilakukan kepada para pegawai KPK merupakan upaya penyingkiran pegawai atau tidak.
Hal ini perlu dibuktikan, sehingga publik mengetahui secara terbuka informasi TWK yang merupakan bagian dari syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN.
"Debat terbuka ini salah satu membuktikan tes wawasan kebangsaan ini kedok penyingkiran pegawai atau tidak," kata Giri.