News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Daftar Klaster Penyebab Lonjakan Kasus Corona di Pulau Jawa, Ada Klaster Mudik hingga Perkantoran

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Negara Indonesia (WNI) usai menjalani isolasi di Tower 8, Rumah Sakit Darirat, Wisma Atlet Pandemangan, Kemayoran Jakarta Pusat Selasa(15/6/2021). WNI yang baru selesai berpergian keluar negeri wajib menjalani isolasi selama 5 hari kecuali dari India harus menjalani isolasi 12 hari untuk memutus penularan Covid-19. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM - Lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah di Indonesia menjadi sorotan publik.

Terlebih, tiga daerah di Pulau Jawa dengan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Satgas Covid-19 mencatat pada Kamis (17/6/2021), tiga daerah tersebut merupakan penyumbang kasus harian tertinggi di Indonesia.

DKI Jakarta mencatat ada 4.144 penambahan kasus, Jawa Barat bertambah 2.800 kasus dan Jawa Tengah bertambah 1.752.

Baca juga: Daftar Sebaran 104 Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Terbanyak Ada di Jawa Tengah

Sementara, tambahan dari daerah lain di Pulau Jawa tak lebih dari 1.000 kasus.

Misalnya, Jawa Timur bertambah 722 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah 722 kasus dan Banten bertambah 168 kasus.

Lantas, apa saja klaster yang menjadi penyebab melonjaknya kasus di tiga daerah tersebut?

Berikut daftar klaster Covid-19 yang menjadi penyebab lonjakan kasus di Pulau Jawa:

1. Klaster Mudik di DKI Jakarta

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta melonjak tajam per 17 Juni 2021.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun meminta warga terus waspada setelah angka harian Covid-19 tembus tembus 4.144 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia meminta agar masyarakat tidak bepergian keluar rumah.

Terlebih membawa anak-anak keluar rumah di tengah pandemi ini.

Pasalnya, data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan, dari 4.144 tambahan kasus, terdapat 661 kasus anak usia 0-18 tahun.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini