Apalagi imbuh dia, ketika gagasan ini bukan hanya disampaikan oleh seorang Qodari, tetapi juga banyak pihak lain secara kelembagaan, bikin jaringan di provinsi, kabupaten/kota.
Bila itu terjadi, dia sangat yakin, maka gagasan ini akan lebih cepat dan lebih dalam.
Turunkan Tensi Politik
Dia juga menilai tensi politik Indonesia akan sangat turun saat Presiden Joko Widodo bisa kembali maju di Pilpres 2024, berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Apalagi kata dia, kalau melihat peta politik kala Jokowi-Prabowo berpasangan, maka akan mendapat dukungan potensial dari seluruh partai politik.
“Paling tidak 80 persen, ya paling tidak paralel dengan peta politik sekarang ini. Maka kemudian pasangan calonnya nanti di Pilpres 2024 itu cuman satu saja. Sehingga akan berhadapan dengan kotak kosong,” ujar Qodari.
Baca juga: Plt Ketua Pordasi Jakarta Cabut SK Pengangkatan Tim Penjaringan dan Penyaringan
“Kalau berhadapan dengan kotak kosong pasti tensi politiknya akan sangat turun sedemikian rupa,” ucapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, tidak akan ada lagi gesekan dan konflik di antara masyarakat karena polarisasi pilihan seperti saat Pilpres 2014 dan 2019. Bahkan sampai terjadi jatuhnya korban hanya gara-gara tingginya tensi politik antar pemilih pasangan Calon Presiden.
“Sehingga nanti pemilunya akan berjalan dengan lancar, enggak ada lagi cebong dan kampret. Apalagi kalau cebongnya pakai taring, kampretnya punya cakar begitu.
Dan dengan situasi dan kondisi itu maka kita Pemilu berjalan damai, masyarakat tetap bisa memilih antara Jokowi-Prabowo dengan kotak kosong,” jelasnya.