"Ini sekte elite karena acaranya juga diadakan di Jakarta Selatan di mana itu tempat rumahnya orang-orang kaya," ceritanya.
Acara itu sudah sampai 16 kali diadakan.
Para brondong itu memang menjadi simpanan peserta.
"Kalau udah waktunya, si brondong ini baru dibeli lagi dengan harga yang mahal untuk dijadikan tumbal."
Biasanya, background si brondong berbeda-beda.
"Ada uang dipakai bayar utang, orangtuanya kelilit utang atau orangtuanya di kampung sakit," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa pengalaman itu benar-benar dialaminya.
Kronologi Awal Mendapatkan Tawaran MC
Ramadhinisari lantas menjelaskan awal mula mendapatkan tawaran menjadi master of ceremony (MC) di acara tersebut.
Dia mengaku awalnya mendapat direct message di Instagram dari seorang pria terkait pekerjaan tersebut.
Tidak berselang lama, Ramadhinisari kemudian menjalin komunikasi dengan seorang perempuan untuk negosiasi harga jika bersedia memandu acara tersebut.
Calon kliennya ini secara terang-terangan membeberkan susunan acara yang menyelipkan adanya ritual penumbalan tersebut.
"Aku sempat nanya gini, 'Rundown-nya gimana, Kak?
"Aku tuh nanyain rundown mulu kan karena dia tuh ceritanya acara.
Akhirnya kata dia, 'Aku ceritakan yang eksekusinya dulu ya, Sis, biar kamu nggak kaget,' gitu," terang Ramadhinisari.
Menurut Ramadhinisari, karena curiga akan susunan acaranya, dia pun belum memberikan jawaban untuk setuju menerima pekerjaan calon kliennya.
Namun, pada bulan lalu, kliennya menyebut acara itu telah diundur.
"Sampai pada akhirnya dia konfirmasi bilang, 'Kak Dhini, acaranya diundur nggak jadi tanggal 19 Mei.'
Waktu itu dia konfirmasinya di bulan Juni.
Tapi akhirnya udah deh nggak ada kabar lagi dan kayaknya ini bukan acara yang gimana.
Akhirnya aku nggak respons dia lagi dan aku udah nggak kontak-kontak lagi," papar Ramadhinisari.
Mengaku Rekannya Dapat Tawaran Serupa
Selain itu, dari percakapannya dengan sesama rekan profesinya, Ramadhinisari menyebut banyak rekan kerjanya yang juga pernah mendapatkan tawaran pekerjaan yang sama seperti yang telah dia beberkan di media sosial.
"Nah terus kenapa aku bikin konten TikTok karena ini banyak ditanyain juga ya rata-rata kenapa kok berani?
Jadi yang kejadian ini tuh bukan aku aja. Karena ada beberapa temen aku yang seprofesi entah itu MC, dancer, dan lain-lain juga ada yang up cerita yang sama," ujar Ramadhinisari.
"Maksudnya mereka ditawari job yang sama gitu. Nah aku tuh takutnya ini tuh oknum dari orang iseng yang misalkan ujung-ujungnya penipuan temen-temen entertain lain yang mengiyakan, makanya aku cerita," sambungnya.
Ramadhinisari menambahkan, dia menyambut terbuka jika polisi bakal mengusut kasus tersebut. Dia berharap ada kejelasan dari tawaran pekerjaan 'aneh' tersebut.
"Jadi ya nggak apa-apa sih kalau sampai gitu (dimintai keterangan polisi).
Aku cerita sesuai dengan nyatanya aja mungkin kalau pihak kepolisian mengusut kalau pun itu oknum berarti kalau sampai ketahuan kan bagus juga ya. Jadi nggak ada temen-temen lagi yang kena penipuannya," katanya.
Hingga saat ini, Ramadhinisari mengaku belum ada pihak kepolisian yang meminta keterangannya.
Meski begitu, dia mengaku akan datang jika nantinya dipanggil untuk diklarifikasi polisi.
"Karena kalau pun aku nggak siap justru nanti aku disangkainnya penyebar hoax. Jadi kalau memang sampai harus ketemu polisi, ya, aku kan ada bukti jadi aku menjelaskan yang sesuai aku alami aja gitu," sebut Ramadhinisari.
Pemeriksaan Bersifat Klarifikasi
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Achmad Akbar mengatakan maksud pemeriksaan SR.
Menurut dia, pihaknya proaktif merespons informasi viral di media sosial.
"Pemeriksaan sifatnya klarifikasi kepada seseorang yang tadinya figur di video tersebut," kata Akbar.
Akbar belum bisa memastikan kebenaran informasi yang disampaikan SR lewat video di media sosial.
Menurutnya, konten di video tersebut merupakan isi percakapan SR dengan orang lain.
"Apa yang disampaikan saudara SR hanya sebatas percakapan dengan orang lain melalui aplikasi WhatsApp," beber Akbar.
"Jadi isi percakapan itu kemudian yang dibuat jadi konten yang beredar," sambung dia.
Polisi belum bisa memastikan informasi yang disampaikan SR di media sosial.
"Tugas kami untuk dalami lebih lanjut dan lidik (penyelidikan) lebih lanjut," aku Akbar.
TribunJakarta.com menanyakan ihwal kebenaran video viral itu kepada Lurah Pondok Pinang, Rizky Januar.
Rizky belum bisa memastikan kebenaran video tersebut.
"Saya belum dapat info, nanti saya cek dulu ya kebenarannya. Saya lagi urusin jenazah melulu ini," ucap Rizky, Kamis (30/6/2021).
Sementara itu Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Donni Bagus Wibisono saat dikonfirmasi mengaku masih menyelidikinya.
Pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menelusuri kebenaran informasi yang viral di media sosial tersebut.
"Tim khusus ini dipimpin oleh Kanit Reskrim," ujar mantan Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan itu. (Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim/Tribun Medan/Azis Husein Hasibuan)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Siapa Sebenarnya Sosok Ramadhinisari? Wanita Pembuat Video Arisan Ritual Tumbal Berondong
dan TribunJakarta.com dengan judul Wanita Cerita Sekte Elite Sosialita Pondok Indah Tumbalkan Brondong Diperiksa, Polisi Sebut WhatsApp
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Siapa Sebenarnya Sosok Ramadhinisari? Wanita Pembuat Video Arisan Ritual Tumbal Berondong, https://medan.tribunnews.com/2021/07/03/siapa-sebenarnya-sosok-ramadhinisari-wanita-pembuat-video-arisan-ritual-tumbal-berondong?page=all.