Ia harus bersiaga dengan mengenakan rompi antipeluru, helm, serta senjata mengantisapasi kemungkinan ada orang menyerang.
Satu tahun, menjadi Dandim, kemudian ia ditarik ke Mabes AD di Jakarta.
Setelah selesai menjalani pendidikan, dirinya berpikir akan mendapat kesempatan bertugas di tempat lain di luar Papua.
Ternyata, setelah pangka kolonelnya turun, Tatang Subarna harus kembali ke Papua.
Namun nyatanya ia harus kembali ke Papua dengan jabatan baru sebagai Aspers Kasdam XVII/Cenderawasih
"Tapi karena kita sudah tahu bahwa Papua itu luar biasa. Papua itu kita sama punya tempat. Itu bukan tempat orang lain, itu tempat kita punya itu. Sehingga itu bukan siapa-siapa. Itu sama kita punya saudara," ujarnya.
Ia pun bersyukur bila keberadaannya di Papua bisa menelurkan pembentukan baru Kodam XVIII/ Kasuari.
"Saya juga bersyukur bisa memberikan karya saya mengkonsepkan pembentukan Kodam baru Kodam XVIII/ Kasuari," katanya
Kemudia ia kembali ke jawa bertugas di Sekoad selama 2 tahun hingga akhirnya ia ditarik ke Mabes AD ditempakan di Spersad.
Hingga akhirnya ia pun mendapat kesempatan untuk Lemhanas pada 2020.
Menyendiri di Gunung
Selesai menjalani pendidikan di Lemhanas pada 2020, ia kemudian memutuskan untuk menyendiri di gunung sambil menunggu penempatan baru.
Ia meminta izin kepada anak istrinya untuk berdoa dan bertirakat di gunung hingga SKEP untuk jabatan dan pangkat barunya keluar.
Berbulan-bulan Tatang berada di gunung dan tak pulang ke rumah sampai akhirnya menerima informasi bila pangkatan dan jabatan barunya sudah turun.
"Begitu hari Jumat informasi yang berkembang, adik saya yang dari Mabes TNI kasih kabar. Saya teriak di situ, kemudian cari ibu saya, saya kan dengan ibu di atas, jadi selama sekian bulan saya dengan ibu di atas. Mah jenderalnya turun. Bintangnya turun," ujarnya
Ia pun langsung sungkem dipangkuan ibunya, kemudian baru menelepon anak untuk menjemput dirinya.
"Sesuai dengan janji dimana bintang turun, Skep keluar, ayah pulang saat itu juga," ujarnya.
Mendengar kabar gembira tersebut, anak dan istri Tatang Subarna pun kegirangan.
Mereka pun langsung menjemput Tatang Subarna yang berada di gunung.
Bawa ibunda foto bareng KSAD
Saat penyematan tanda pangkat di Mabes TNI, Tatang pun membawa ibunya Hj Ino Aryani serta istri dan anak-anaknya.
"Dari perjuangan itu semua yang paling saya garis bawahi saya bisa begini karena keluarga," katanya.
Ia mengatakan bila dirinya begitu menyayangi ibunya.
Menurut dia, hanya kebanggan yang bisa ia berikan kepada orang tua dan keluarganya.
"Nilai orangtua bagi saya itu luar biasa. Saya paling sayang sama ibu. kalau mungkin orang lain sungkem itu, satu tahun satu kali. Saya tiap hari. Saya begitu bangga dan saya merasakan bahwa saya bisa begini karena mereka," ujarnya.
Bahkan ketika pelantikan di Mabes AD, Brigjen Tatang Subarna ia membawa anak, istri, dan orangtuanya.
Bahkan setelah dirinya menjalani sesi foto bersama KSAD Jenderal Andika Perkasa, ia meminta izin kepada KSAD untuk berkenan berfoto bersama ibunya.
Baca juga: Harta Kekayaan Tiga Kandidat Calon Panglima TNI, KSAD Andika Perkasa Paling Kaya
"Mendapatkan kesempatan foto bersama dengan beliau (KSAD) itu, beliau ( ibu saya) cerita kemana-mana. Cerita di kampung, foto itu dikirim ke mana-mana saking bangga," ujarnya.
Ibunda Brigjen Tatang Subarna, Ino Aryani mengaku dirinya gemetar karena bisa melihat langsung anaknya menjadi seorang jenderal.
Sang ibu pun berpesan kepada putranya tersebut untuk senantiasa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
"Mudah-mudahan itu jabatan titipan dari Allah. Harus bisa menjalankan tugasnya buat nusa, bangsa, dan negara," ucap ibunda Tantang Subarna.