Metode bioflok memaksimalkan lahan sempit dengan kolam terpal, bisa tebar padat, tidak perlu ganti air, tidak berbau dan masa panen dicapai dalam 4 - 5 bulan. Si Ikan Nila berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat pekerja sektor informal, menurunkan tingkat pengangguran, dan meningkatkan gizi masyarakat.
“Yang menarik dari inovasi ini adalah pembudidaya yang mayoritas generasi milenal,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji.
Pemkot Probolinggo mendapat kesempatan berikutnya dengan membawakan inovasi Pelita Si Abah (Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Alternatif Bahan Bakar Murah dan Ramah Lingkungan).
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati mengatakan, jumlah industri tahu di Kota Probolinggo lebih dari 10IKM dengan produksi rata-rata 500 kg/hari yang menghasilkan air limbah dan berpotensi melepas gas metana yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup pun berinisiatif melakukan pengolahan limbah industri tahu menjadi gas bio yang bernilai ekonomis.
Biogas yang dihasilkan dari limbah tahu kemudian dapat dimanfaatkan warga sekitar dengan biaya yang murah sebesar Rp 20.000, untuk pemakaian kebutuhan rumah tangga sebulan penuh tanpa batasan
Presentasi selanjutnya oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas yang mempresentasikan inovasi Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga (Puting Si Naga).
Pada saat panen raya, produksi buah naga di Kab. Banyuwangi melimpah, sehingga mengakibatkan harga turun. Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Banyuwangi akhirnya menggagas pembuahan buah naga diluar musim menggunakan cahaya lampu LED sebagai penambahan penyinaran untuk mengatur waktu pembungaan sehingga dapat terjadi panen diluar musim secara produktif.
Petani buah naga dapat memenuhi permintaan buah naga meskipun di luar musim dan bisa mendapat keuntungan dari harga buah naga yang lebih tinggi dibandingkan pada saat panen di musimnya.
Presentasi dan wawancara sesi pertama ditutup oleh inovasi Rujukan Terintegrasi Infark Miocard dan Kasus Emergency Jantung dengan Penanganan Komprehensif (RITMIK ENERJIK).
Sekretaris Daerah Kab. Bojonegoro Nurul Azizah menyampaikan, Ritmik Enerjik dimulai dari penanganan pasien kegawatdaruratan jantung di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), langsung dikonsultasikan ke spesialis jantung di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) melalui group WhatsApp Ritmik Enerjik.
Data klinis maupun penunjang pasien dikirimkan melalui pesan WA. Implementasi inovasi ini terbukti mampu menurunkan angka kematian yang diakibatkan serangan jantung dan kasus kegawatdaruratan jantung lainnya.
Inovasi Gerakan Lima Langkah (Germala) Trik Jitu Cinta Baca Kab. Bondowoso membuka presentasi dan wawancara sesi kedua. Bupati Bondowoso Salwa Arifin mengungkapkan inovasi ini dilatarbelakangi kondisi SDN Pancuran 1 Kab. Bondowoso yang tidak memiliki perpustakaan sehingga mengakibatkan minat membaca siswa rendah.
Akhirnya digagaslah inovasi untuk meningkatkan minat baca siswa. Terdapat lima kegiatan Germala, yaitu Gerbong Maut (Gerobak Mini Membaca Rutin) yang menyediakan sarana di perpustakaan mini gerbong maut, sekaligus menyusun jadwal membaca di pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran PJOK, Omsuba (Optimalkan Sudut Baca), Kegiatan Sa Pu Sa Ma (satu puisi satu manisan), Mimi Berani (Mimbar Mini Berani), sebagai ajang melatih karakter siswa untuk berani tampil di depan temannya, serta Kera Gantung (Keranjang Gantung) yang menyediakan sarana di kera gantung berupa buku referensi.
Berikutnya, inovasi Sistem Informasi Program Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (SIGAP-RTLH) yang digagas Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kab. Gresik. Inovasi yang dipaparkan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani ini merupakan sistem informasi berbasis web dan android yang bertujuan untuk untuk menanggulangi permasalahan permukiman pada penanganan RTLH.