News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ibas Khawatir Indonesia Gagal Tangani Pandemi: PKB Sebut Berlebihan, Gerindra Minta Ibas Hadir Rapat

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Waketum Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) khawatir Indonesia gagal menangani Pandemi, PKB sebut berlebihan, Gerindra minta Ibas hadiri rapat.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) tengah menjadi sorotan setelah mengkritik pemerintah terkait penanganan Covid-19.

Seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya, Ibas menyebut pandemi Covid-19 di Indonesia semakin 'mengganas'.

Menurutnya, banyak keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungan masyarakat terpapar Covid-19, bahkan meninggal dunia.

Untuk itu, Ibas mempertanyakan sampai kapan bangsa Indonesia akan menghadapi situasi seperti ini.

Baca juga: Pengamat Politik Nilai Kritik Ibas terhadap Pemerintah Sangat Wajar dan Rasional

Seiring berjalannya waktu, Ibas khawatir negara Indonesia disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal karena tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.

"Begini ya, Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia."

"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," kata Ibas melalui keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (8/7/2021).

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas memimpin Rapat Panitia Kerja Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Prioritas Anggaran RAPBN Tahun 2022 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021). (Ist)

Ibas juga menyampaikan, pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.

Dia mencontohkan, seperti kurangnya tabung oksigen, hal itu menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari pemerintah.

"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," ujar Ibas.

Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden atau contoh yang buruk.

Baca juga: Harta Kekayaan Ibas yang Kini Tengah Jadi Sorotan usai Kritik Pemerintah, Capai Rp36 Miliar

Hal ini memperlihatkan pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.

"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya."

"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini