“Karena itu, untuk membantu proses riset mereka, dibutuhkanlah pihak ketiga seperti dari vokasi atau akademisi,” ujar Wientor.
Apalagi, Jahja menambahkan, di saat pandemi ini banyak lulusan politeknik, SMK, dan universitas yang tidak tertampung.
“Lebih baik mereka kembali ke daerah masing-masing dan menjadi motor UMKM di sana sehingga UMKM kita menjadi lebih tangguh dan memiliki manajerial yang lebih baik. Dan digitalisasi juga akan lebih cepat terjadi karena generasi muda ini yang akan membawa perubahan ke daerahnya masing-masing,” ujar Jahja.
Heddy Agah, Tim Riset Keilmuan Terapan Kemdikbudristek, mengatakan, pendidikan vokasi itu sangat membutuhkan tempat untuk pelatihan, dan mau tidak mau harus bekerja sama dengan UMKM serta pelaku industri skala besar atau kecil.
Solusi yang diberikan salah satunya melalui Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri-Dosen PT Vokasi, yakni sebuah program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dengan sumber dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Program ini, kata Heddy, bertujuan menciptakan riset terapan yang berbasis pada demand driven atau persoalan rill yang dihadapi langsung, baik oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) maupun masyarakat.
“Kami berusaha menyambungkan apa yang diberikan dunia vokasi dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di industri,” ujar Heddy. “Politeknik mendapat pengalaman bagaimana UMKM bekerja, dan UMKM tahu bagaimana cara meningkatkan usaha mereka.”
Selain itu, Kemdikbudristek juga mengembangkan penelitian berbasis demand driven, atau yang didasarkan pada tantangan dan permasalahan nyata yang ada di industri, UMKM dan masyarakat, salah satu contohnya adalah digitalisasi.
Keistimewaan dari program ini adalah tim periset yang merupakan akademisi dari pendidikan tinggi vokasi dan mahasiswa harus bekerja secara kolaboratif, integratif, dan multidisiplin.
Sehingga nantinya yang terlibat adalah insan vokasi dari lintas prodi dengan tujuan untuk menjawab tantangan DUDI, UMKM, serta masyarakat. Dengan demikian, antara vokasi dengan UMKM akan menjadi mitra yang mencari solusi bersama-sama.
Jadikan UMKM Lebih Tangguh
Wientor mengatakan bahwa SMESCO dan KemenkopUKM akan menjalankan sejumlah program untuk membuat UMKM di Indonesia menjadi lebih tangguh.
Pertama adalah bagaimana caranya membuat mereka menjadi lebih formal, bisa berarti punya dokumen formalitas atau punya badan hukum.
Pasalnya, mayoritas dari usaha mikro ini kebanyakan di sektor informal.