“Aice bergerak bersama dengan banyak pemangku kepentingan di lebih dari 20 kota yang kami berikan 5 juta masker medis dalam beberapa bulan terakhir. Kuantitas masker medis yang mencukupi, edukasi soal disiplin penggunaan masker berkualitas, serta dukungan kearifan lokal dari pemuka agama dan tokoh sosial di masyarakat menjadi kunci gerakan bersama ini,” kata Sylvana Zhong.
Sylvana menjelaskan, perusahaannya juga telah membagikan 15 juta masker medis lainnya melalui lebih dari 200 ribu UMKM yang selama ini menjadi penjual es krim Aice di berbagai wilayah di Indonesia.
Selama satu tahun terakhir, pihaknya mendistribusikan masker medis ke masyarakata setiap bulan pada tanggal 15, yang kemudian dicanangkan sebagai Hari Berbagi Aice.
Pembagian masker medis ini melibatkan warung-warung UMKM kepada warga sekitar.
"Pada Gerakan Dari Pintu ke Pintu WAJIB MAKER yang dicanangkan hari ini, pembagian masker medis ini akan dilakukan dari pintu ke pintu ke rumah warga masing-masing. Hal ini untuk benar-benar memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan akses akan masker berkualitas," kata dia.
"Kawasan seperti Kebon Kosong ini secara khusus adalah contoh ideal bagi warga masyarakat untuk melakukan penghindaran penularan yang efektif. Yaitu melalui pola distribusi masker medis lewat pendekatan door-to-door untuk mengurangi mobilitas dan resiko kerumunan yang terbentuk saat mencari masker medis itu sendiri," imbuhnya.
Aice Group, lanjut Sylvana, menyatakan bahwa masker berlogo SHIELD ini tidak dijual ke pasar dan diproduksi sendiri di salah satu pabriknya di Mojokerto, Jawa Timur.
“Aice memproduksi puluhan juta masker berkualitas ini untuk mencegah penularan korona di masyarakat. Visi kemanusiaan selalu menjadi bagian inheren dari proses bisnis Aice. Bukan hanya memberikan keceriaan lewat es krim yang berkandungan baik seperti Aice Susu Telur, misalnya, tapi juga dengan aktivitas gerakan masyarakat saat ini dalam menyebarkan kebaikan lewat jutaan masker medis Shield ini,” tutup Sylvana Zhong.