TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Mekopolhukam) Mahfud MD menyoroti soal hibah Rp 2 triliun keluarga almarhum Akidi Tio yang hingga saat ini belum jelas keberadaannya.
Mahfud MD mengaku dirinya sejak awal sudah tidak yakin sumbangan tersebut ada.
"Terkait Akidi Tio saya sejak awal sudah tak yakin itu ada karena petualang seperti itu sudah banyak memberi pelajaran pada kita," kata Mahfud MD dalam keterangan yang diterima, Selasa (4/8/2021).
Untuk itu ia menulis di akun Twitter-nya menyikapi sumbangan yang menjadi perhatian masyarakat tersebut.
Mahfud mengatakan cuitan "Mudah-mudahan itu nyata" dalam rangka menyindir kepada orang-orang yang percaya dengan keberadaan sumbangan Rp 2 triliun tersebut.
"Makanya ketika saya mencuit 'Mudah-mudahan itu nyata', Saya justru sama sekali tak berharap itu ada tapi saya nyindir kepada yang percaya dengan itu," ujarnya.
Baca juga: Polda Sumsel Berniat Turunkan Dokter Polri untuk Pastikan Kesehatan Heriyanti Putri Akidi Tio
Menururnya, dari sejak dulu banyak orang yang seperti itu, mengaku mau menyumbang namun nyatanya hanya sebuah kebohongan.
"Sejak dulu banyak orang yang seperti itu, mengaku mau menyumbang, bisa menggali uang dengan kesaktian secara ajaib, bisa menemukan obat untuk 1000 penyakit, tapi semua bohong," ujar dia.
Mahfud pun mengaku dari awal mendukung mantan Menteri Hukum dan HAM RI Hamid Awaluddin yang tidak percaya begitu saja dengan sumbangan Rp 2 triliun keluarga almarhum Akidi Tio.
Diketahui, Hamid Awaluddin menuangkan pandangan terkait sumbangan tersebut yang diberi judul Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat.
"Saya mendukung Hamid Awaluddin yang tak mau percaya begitu saja dengan sumbangan Rp 2 triliun dari Akidi Tio itu," ujarnya.
Baca juga: Geger Sumbangan Rp 2 Triliun, Kepala PPATK Sebut Akidi Tio Bukan Konglomerat Indonesia
Mahfud pun mengaku menulis berbagai pengalaman soal hal-hal serupa yang tentunya harus menjadi pengalaman bagi semua pihak di akun Twitternya.
Dalam cuitannya tersebut Mahfud menulis pernah ada orang mengaku menemukan harta karun peninggalan Majapahit tapi tak jelas juntrungannya.
Kemudian ada juga orang yang menunjukkan sertifikat pengakuan hutang miliaran dollar Amerika kepada Presiden Soekarno oleh sebuah Bank di Swiss bertahun 1962.