News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabar Artis

Profil Ken Zuraida, Istri WS Rendra yang Meninggal, Pernah Perankan Nenek Berusia 678 Tahun

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret masa muda WS Rendra dan Ken Zuraida. Berikut ini profil Ken Zuraida, istri mendiang WS Rendra yang meninggal dunia, Senin (9/8/2021).

Karena selalu berada di lingkungan elitis dan lapisan di bawahnya, Ken tumbuh dengan kepekaan naluriah dan kecerdasan kebudayaan yang berlapis-lapis.

Potret Ken Zuraida semasa muda. (Instagram @maryamsupraba)

Baca juga: Hobi Melukis SBY selama PPKM jadi Sorotan, Karya Terbarunya Dibanjiri Pujian dari Warganet

Baca juga: Ada Novel dan Kumpulan Puisi, Ini 5 Rekomendasi Buku dari Harry Styles

Ken diketahui pernah menempuh studi di Universitas Padjajaran Bandung pada 1973.

Ia juga berkuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta di tahun 1974.

Ken mengakhiri masa lajangnya setelah menikah dengan WS Rendra pada 1976.

Sebelum menikah, Ken sudah terlibat aktif di Bengkel Teater Rendra sejak 1974.

Dilansir Tribunnews Wiki, Ken dan Rendra dikaruniai dua anak, Isaias Sadewa dan Maryam Supraba.

Selama 30 tahun lebih, Ken Zuraida mengorganisir keseharian Bengkel Teater Rendra dan mempraktikkan metode-metode latihan yang telah diajarkan WS Rendra.

Selama itu juga ia berkeliling ke setiap daerah dan hampir sebagian besar kota-kota besar di dunia.

Ken kerap menulis monologi dan memainkannya sendiri di festival monolog.

Tak hanya itu, ia juga menyutradarai dan memproduseri sejumlah pertunjukan pementasan teater.

Setelah WS Rendra meninggal pada 6 Agustus 2009, Ken melanjutkan pertunjukan Bengkel Teater Rendra sebagai produser dan sutradara.

Saat Ken sakit di tahun 2014, ia masih aktif menggarap karya pementasan berjudul Kalung Permata Barzanji.

Ken Zuraida saat menyutradarai teater dalam lakon "Kalung Mutiara Barzanji" di Taman Budaya Tegal, Sabtu, 2 Februari 2014. (Kompas.com/Jodhi Yudono)

Sebanyak 98 santri dari sembilan pesantren di Babakan Ciwaringin, Cirebon, berpartisipasi dalam pementasan tersebut.

“Ini merupakan karya sastra tertinggi di abad 12 yang melukiskan ketauladanan, keagungan Nabi Besar Muhammad SAW."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini