Selain itu, pemasangan baliho ini juga tidak efektif, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Kapitra Ampera Nilai Polemik Baliho Puan Dibesar-besarkan, Singgung Peran UMKM yang Dihidupkan
Para politisi malah justru akan mendapat olok-olokan dari masyarakat,
"Masih mending baliho itu isunya atau kalimat muncul lebih isu poandemi, contoh bagaiman menegakkan 5M dan 3T."
"Secara lugas menyebut 2024 di situasi ini sangat kontra produktif," kata Hanta.
Baca juga: Alasan di Balik Pemasangan Baliho Airlangga Hartarto, Golkar: Sudah Program Jauh-jauh Hari
Sementara itu, baliho politisi yang terpasang mungkin saja dinilai efektif apabila tujuannya untuk menolak isu 3 periode presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sehingga, hal itu akan menghambat isu presiden 3 periode untuk meruak di tengah publik.
"Komunikasi elit, kaalu pesan itu disampaikan ke pak Jokowi untuk melawan isu 3 periode."
"Itu pesan yang kuat, paling tidak merusak responansi orang-orang yang mengeluarkan isu 3 periode," imbuh dia.
Lanjut Hanta, pemasangan baliho ini juga efektif, apabila tujuannya untuk memberi kepastian soal calon yang akan di usung pada Pilpres.
"Di PDIP, ada kompetitor misalnya, PDIP mengirim pesan akan mengusung mbak Puan."
"Itu akan mengunci manuver Ganjar Prabowo dalam internal," tutur Hanta.
Selain itu, sisi positifnya, pemasagan baliho ini bisa disebut sangat efektif dari sisi ekonomi.
Pasalnya, para UMKM pembuat baliho akan terbantu ekonominya karena adanya pesanan baliho dari sejumlah politikus.
"Sangat efektif untuk membantu rekan-rekan kita di usaha baliho, bilboard di situasi pandemi saat ini," tandasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)