Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan mengadakan kegiatan Gelar Kesiapan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Gudang Logistik BNPB, Sentul, Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan seluruh alat TIK yang dimiliki BNPB dalam menghadapi puncak kemarau dan awal musim hujan 2021.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus ini.
Dampaknya, bencana hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan akan mengalami kenaikan angka kejadian.
Dalam kesempatan tersebut, ada lima perangkat TIK yang dipersiapkan antara lain Mobil Komunikasi Satelit (Komob), Fly Away, ACU 1000, Radio Codan, dan eLTE Rapid System.
Baca juga: Menpora Sudah Bicarakan dengan Mabes Polri dan BNPB Soal Dimulainya Kompetisi Liga 1 2021
Fungsi dari teknologi tersebut antara lain untuk menyediakan koneksi internet, radio komunikasi, dan interkoneksi perangkat komunikasi.
"Beberapa teknologi tersebut sudah tersebar ke daerah, salah satunya Mobil Komunikasi Satelit. Mobil tersebut sudah tersedia di seluruh 34 BPBD tingkat provinsi di Indonesia," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (17/8/2021).
Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan melatih kesiapan sumber daya manusia atau personil yang akan bertugas mengoperasikan peralatan TIK tersebut dalam misi penanggulangan bencana.
Komunikasi menjadi hal krusial pada saat situasi tanggap darurat. Teknologi komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam penyampaian informasi bencana, dimana jaringan komunikasi sering kali terputus.
Baca juga: Marsekal Hadi Tjahjanto: TNI, Polri, BNPB, dan Kemenkes Berusaha Memenuhi Standar Tracing WHO
Dibutuhkan teknologi yang memadai, cepat, dan tepat serta pelibatan berbagai pihak terkait.
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini diharapkan dapat digunakan dan diimplementasikan untuk mempercepat penanganan tanggap darurat bencana.
Salah satunya untuk mengirimkan data dan situasi riil di lapangan.