"Benar. MS tidak mau ada manusia tak berdosa yang jadi korban bully," tutur Mu'alimin saat dihubungi terpisah.
Perasaan yang tidak mengenakan karena menjadi korban bully kata Mu'alimin, cukup hanya MS yang merasakan, jangan sampai orang lain terlebih keluarga terduga pelaku turut menerima dampaknya.
"Trauma, kekalutan, guncangan mental, dan kepedihan yang dialami MS sudah cukup. Tak boleh lagi ada orang lain sedih karena jadi korban perundungan," tukas Mu'alimin.
Diketahui, terduga korban pelecehan seksual di lingkungan kerja KPI Pusat, MS meminta para netizen Indonesia untuk berhenti merundung para keluarga terduga pelaku.
Permohonan tersebut ditulis langsung oleh MS melalui surat yang viral di sebuah aplikasi pesan singkat yang tertanggal 5 September 2021.
"Melalui surat ini, saya memohon agar Netizen tidak berkomentar negatif dan menampilkan identitas keluarga para terduga pelaku dan bullying dan kekerasan seksual," kata MS dalam surat yang ditandatanganinya secara langsung.
Dirinya hanya meminta kepada netizen untuk tetap fokus dan mengawal perkara yang saat ini tengah berjalan.
MS tidak ingin malah komentar negatif dari netizen tersebut membuat para keluarga terduga pelaku mengalami dampak psikis.
"Saya khawatir keluarga pelaku, seperti: anak, istri dan orang tuanya mendapatkan dampak psikis atau trauma berkepanjangan seperti yang saya alami," ucapnya.
"Apalagi anak dari pelaku. Masa depan Indonesia berada di tangan generasi berikutnya. Demikian, surat ini, saya tulis atas inisiatif saya sendiri tanpa ada paksaan tekanan dari pihak manapun," imbuh MS.