News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gatot Nurmantyo dan TNI AD

Gatot Nurmantyo Dinilai Ingin Namanya Diperbincangkan dengan Memunculkan Isu TNI Disusupi Komunis

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Panglima TNI, Jend (Purn) Gatot Nurmantyo, usai mendapat gelar bangsawan dalam peringatan naik tahta ke-31 KGPAA Mangkunagoro IX, di Pendopo Pura Mangkunegaran, Solo, pada Rabu (19/9/2018) malam. - Pengamat menilai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hanya ingin namanya dibicarakan dengan memunculkan isu TNI disusupi Komunis.

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, memberikan tanggapan terkait pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, yang mengatakan TNI telah disusupi paham komunisme.

Menurut Ray, Gatot ingin namanya kembali menjadi perbincangan dengan memunculkan isu tersebut.

"Setidaknya isu ini akan mencuatkan nama beliau," kata Ray saat dihubungi Tribunnews, Salasa (28/9/2021).

Selain itu, Gatot dinilai sedang mem-branding dirinya sebagai tokoh antikomunis.

Ray mengatakan peran tersebut selalu menjadi daya tarik di dunia politik karena jumlah pemilih yang berkutat pada isu bangkitnya komunikasi, senantiasa ada.

Mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo (kacamata hitam), seusai mengikuti sidang kasus ujaran kebencian dengan terdakwa petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan, di Pengadilan Negeri Depok, Cilodong, Kamis (8/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

Baca juga: POPULER NASIONAL Penjelasan Istana soal Calon Panglima TNI | Isu Reshuffle dalam Waktu Dekat

Baca juga: Agum Gumelar Nilai Gatot Nurmantyo Terlalu Tergesa-gesa Buat Pernyataan TNI Disusupi Komunis

Kendati demikian, katanya, banyak masyarakat yang memahami isu komunisme terkadang hanya sebagai isu politik.

"Pada kenyataannya, isu ini tetap kalah populer dibandingkan dengan perlindungan HAM, demokrasi, pemberantsaan korupsi dan tentu ekonomi," terang Ray.

"Segmen pemilih isu bangkitnya PKI makin menipis dan sendirinya makin kurang signifikan," tambahnya.

Ia pun menuturkan pernyataan Gatot harus diiringi bukti kuat lantaran selama ini TNI dikenal sebagai satu diantara garda terdepan melawan komunis.

"Jadi menyebut institusi TNI dimasuki oleh PKI membutuhkan data yang kuat."

"Bukan sekedar mengaitkan satu peristiwa lalu membuat kesimpulan," tandasnya.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, menilai Gatot terlalu gegabah dengan pernyataannya itu.

Terlebih, jika tudingan itu hanya berdasarkan hilangnya patung Jenderal AH Nasution, Soeharto, dan Letjen Sarwo Edhie Wibowo di Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

Komunitas Pencinta Pahlawan Revolusi melaksanakan kunjungan dan studi sejarah ke Museum Dharma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi, bertempat di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Sabtu (4/7/2020). (kostrad.mil.id)

"Informasi tersebut sangat tidak cukup untuk mengambil kesimpulan bahwa PKI sudah menyusup ke TNI," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews, Selasa.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini