Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat sejumlah program dalam rangka menekan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024 mendatang,
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pun mengungkap sejumlah program yang dilakukan pihaknya.
Di antaranya melakukan pendataan ringan bagi calon pasangan yang akan menikah, khususnya perempuan.
Berkerjasama dengan Kementerian Agama, BKKBN akan membuat program pra nikah berisikan pemeriksaan hemoglobin.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perempuan tersebut anemia atau tidak.
Hasto menyebut anemia terhadap ibu hamil bisa menjadi penyebab anak menjadi stunting.
Karena itu, pencegahan sedari dini harus dilakukan.
Baca juga: Cegah Stunting Tak Perlu Mahal, Ketua BKKBN Cerita Pengalaman Masa Kecil, Makan Laron hingga Kroto
Selain itu, akan ada pemeriksaan tinggi dan berat badan untuk menentukan body mess indeksnya.
"Itu menentukan juga kekurangan kalori protein atau tidak. Ini penting karena pasangan baru yang siap nikah, tapi tidak siap untuk hamil," ungkapnya Live Talkshow Tribunnews, Jumat (29/10/2021).
Hasto menyebutkan setiap tahun di Indonesia ada sekitar 2 juta orang menikah.
Dari pernikahan tersebut, pada tahun pertama trercata angka kehamilan sebesar 1,6 juta.
Dari 1,6 juta kehamilan, kurang lebih 400.000 anak yang dilahirkan mengalami stunting.
Kedua, melakukan pendampingan terhadap pasangan yang sudah lama menikah atau sudah memiliki anak, kemudian hamil kembali.
Baca juga: Kepala BKKBN: Angka Stunting di Indonesia Masih Berada Pada Angka 26,9 Persen
Harapannya, ibu dan anak tidak akan mengalami kekurangan gizi dan dapat melahirkan dengan standar normal.
Di samping itu kata Hasto, dalam waktu dekat akan ada perbaikan terhadap sarana air bersih dan sanitasi.
Karena faktor yang memengaruhi stunting tidak hanya asupan gizi, tapi juga lingkungan yang tidak sehat.
"Januari program ini harus sudah dilaksanakan. Karena waktu mengejar target 14 persen di tahun 2024 sudah tinggal dua setengah tahun. Prosesnya, akan dilaksanakan tiga bulan sebelum pernikahan," katanya.