Di mana kata dia, harga tes PCR yang semakin turun itu membuat beberapa penyedia Faskes swasta mengalami kerugian, bahkan beberapa di antaranya harus menutup laboratorium.
Hal itu didasari karena adanya kebutuhan biaya yang cukup besar untuk para penyedia Faskes dalam mendapatkan beberapa komponen atau alat tes PCR, satu di antaranya Reagen kit.
"Saat kemarin ada pengumuman harga PCR turun lagi jadi Rp 275 ribu, saya kontak prof Aryati (Ketum PDS Patklin) dan juga temen-temen dari ILKI, jawabannya 'kita sudah tidak tau harus apalagi pak Randy, kita sudah khawatir' jadi mungkin kita siap-siap buka toko bunga ya kalau turun lagi harganya," beber Randy.
Atas hal itu, dirinya mendorong pemerintah untuk bisa saling bersinergi dan saling membantu satu sama lain antar stakeholder dalam upaya sama-sama melawan penyebaran virus pandemi Covid-19.
Sebab kata dia, upaya yang dilakukan penyedia Faskes swasta dan pemerintah itu sama, yakni sama-sama berjuang untuk masyarakat.
"Ayoklah kami siap bantu pemerintah, tetapi mohon pemerintah bantu kami supaya kami bisa bantu pemerintah dan bisa bantu masyarakat melawan Covid-19 ini gitu ya," ucap Randy.
"Saya kira juga mungkin barangkali karena ini adalah kepentingan buat kita semua, bahwa kita juga masyarakat kita juga selalu berjibaku memikirkan bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik untuk bisa menang lawan Covid-19 ini," tukasnya.