TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menolak merespons soal adanya dugaan sabotase hotel di Lampung dari pihak Kementerian Agama RI jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut ditanyakan para wartawan kepada Gus Yaqut, sapaan karibnya, seusai rapat dengan Komisi VIII DPR RI.
"Saya enggak bicara soal hal itu," kata Gus Yaqut seraya berjalan turun dari Gedung Nusantara II DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (30/11/2021).
Menag Yaqut kemudian menuruni eskalator dan bungkam soal pertanyaan tersebut.
Diketahui, diberitakan TribunLampung, PWNU Lampung sebelumnya membeberkan soal adanya dugaan Kementerian Agama yang memborong hunian Hotel di Lampung jelang Muktamar ke-34 NU pada Desember nanti.
Muhammad Irfandi selaku Ketua PWNU Lampung menyatakan kekecewaannya. Pasalnya, hampir seluruh hotel di Bandar Lampung penuh di booking oleh Kemenag.
"Kita semua tahu 23-25 Desember ada kegiatan Muktamar NU yang ke-34, ada oknum mengatasnamakan Kemenag melakukan booking hotel besar-besaran di Lampung bertepatan dengan agenda Muktamar," kata Irfandi, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Muktamar NU Diusulkan 17 Desember 2021, Ini Respon Said Aqil
Dirinya mempertanyakan mengapa negara seakan mengindikasikan melakukan sabotase terhadap Muktamar nanti.
"Sehingga mereka memborong tingkat hunian hotel yang bertepatan dengan agenda Muktamar," jelas Irfandi.
Menurutnya, tindakan Kemenag tersebut berdampak buruk pada pelaksanaan Muktamar.
Irfandi mengatakan kini panitia Muktamar kesulitan menyediakan fasilitas kepada para kiai dan para tamu dari seluruh daerah yang akan menghadiri kegiatan Muktamar.
"Bahkan banyak PCNU di luar negeri yang akan datang, dan kami panitia ini kesulitan mencarikan tempat yang nyaman," ungkap Irfandi.
Dia mengungkap ada sejumlah hotel yang terkonfirmasi dipesan oleh Kemenag di antaranya, Novotel 80 kamar, Emersia 80 kamar, Springhil 80 kamar, Yuna 120 kamar, Amalia 70 kamar, Swissbell 50 kamar, Sheraton 80 kamar.
"Juga ada hotel-hotel kecil seperti Tanggo Nusantara Syariah, dan Hotel BBC di Lampung Tengah," tandas Irfandi.