"Kami tidak ingin asapnya masuk ke ruang data center, dan kemudian masuk kembali ke AC," tutur Syarif.
Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, Syarif menjelaskan pihak APJII menemukan beberapa data center mengalami masalah overheat karena tidak ada pendingin ruangan, yang berujung pada pemadaman listrik pukul 14.50 WIB tadi.
Selama dua jam lebih, Syarif menjelaskan pihaknya tidak diizinkan masuk ke dalam Gedung Cyber 1. Namun sekitar pukul 16.30 WIB, pihak APJII boleh kembali masuk ke gedung tersebut.
Beberapa saat kemudian, pihak APJII kembali menghidupkan listrik di ruangan data center.
"Pada 16.30 WIB kami berkoordinasi dengan pihak gedung dan menghidupkan MCB (sekring listrik) di ruangan data center satu per satu, karena ada tiga MCB besar di APJII. Kemudian pada 16.50, (data center) sudah mulai pulih satu per satu," pungkas Syarif.
Tidak ada perangkat yang rusak
Syarif melanjutkan, perangkat yang berada di dalam data center APJII sendiri tidak ada yang rusak.
Adapun kebakaran sendiri, lanjut Syarif, bukan berasal dari APJII, melainkan berasal dari tenant lain yang sama-sama menggunakan Gedung Cyber 1.
"Kemungkinan itu (yang rusak) berada di tenant di lantai 1 dan 2, memang itu dekat sekali dengan data center APJII, namun kami bersyukur tidak ada yang terbakar," jelas Syarif.
Terkait aplikasi dan layanan hosting yang down kemarin, seperti Niagahoster, Rumahweb, dan lain sebagainya, ia menjelaskan bahwa hal itu perlu dilihat kembali berdasarkan lokasi dari server tersebut, apakah berada di ruangan data center APJII atau tidak.
"Kalau mereka perusahaan hosting dan punya server, (harus dilihat) itu server-nya kolokasi (berada di lingkungan) mana. (Layanan) yang kemarin mati itu ada kemungkinan berada di tempat yang mengalami kebakaran," ujar Syarif.
Syarif mengatakan, APJII sendiri sejatinya berperan sebagai pihak yang menyediakan "ruang" untuk pertukaran (exchange) koneksi internet, misalnya koneksi dari server luar negeri ke server lokal.
Menurut dia, penyedia layanan yang terhubung dengan APJII biasanya memiliki kanal lain untuk menyalurkan koneksi antar server, apabila layanan internet exchange APJII mengalami masalah.
Hal ini dilakukan untuk menghindari suatu layanan tumbang dalam waktu yang cukup lama, apabila salah satu internet exchange mati.
"Sudah selazimnya perusahaan penyelenggara (layanan atau aplikasi) memiliki koneksi ke internet exchange lain, tidak hanya ke satu internet exchange (APJII) saja," jelas Syarif.
"(Kemarin) semuanya itu pada dasarnya mati yang terhubung ke APJII, namun hal itu dikembalikan kepada penyedia layanan, apakah punya koneksi kedua atau tidak," imbuh Syarif.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com