Gerhana Bulan Total terjadi karena posisi Bulan berada dekat dengan Bumi (Peridee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.
Fenomena Blood Moon ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) ketika Bumi bergerak di antara Bulan dan Matahari yang ketiganya berada pada posisi garis lurus.
Proses berlangsungnya Supermoon terjadi selama 3 jam 8 menit 12 detik.
Sementara, durasi totalitas Supermoon berlangsung dalam 18 menit 28 detik.
3. Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari Cincin di sebagian belahan bumi pada 10 Juni 2021.
Sayangnya, Indonesia tidak dapat menyaksikan fenomena ini.
Gerhana Matahari Cincin hanya dapat disaksikan di Kanada, Greenland barat laut, dan Siberia timur laut.
Fenomena Gerhana Matahari Cincin terjadi karena Bulan menutupi sinar matahari dan berada di posisi yang jauh dari Bumi, sehingga Bulan tidak dapat menutupi cahaya Matahari secara penuh.
Cahaya matahari yang berada di luar garis Bulan kemudian membentuk cincin.
Baca juga: Kaleidoskop 2021: Pergantian Nama Facebook Jadi Meta hingga Tuduhan yang Menimpanya
3. Hujan Meteor Orionid
Hujan Meteor Orionid aktif sejak 2 hingga 7 Oktober 2021, dan puncaknya terjadi pada 21 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB.
Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian yang terletak di konstelasi Orion.
Komet Halley yang mengorbit Matahari setiap 76 tahun menghasilkan sisa debu yang membentuk hujan meteor Orionid.