Pasalnya, baru terkonfirmasi Rabu (8/12/2021) malam, satu korban dinyatakan telah meninggal dunia di RS Haryoto, Lumajang.
Satu korban tersebut dinyatakan meninggal setelah sebelumnya berada di ruang ICU selama kurang lebih 3 hari perawatan.
Baca juga: Petugas Bangun 2 Tenda Pengungsian Lagi untuk Tampung Warga Terdampak Luapan Lahar Dingin Semeru
Meski telah tercatat sebanyak total 40 orang meninggal dunia, sangat dimungkinkan jumlah ini bertambah.
Hal ini karena proses evakuasi dan pencarian korban di lereng gunung Semeru masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Sulitnya mengidentifikasi jasad ini dikarenakan jasad ditemukan dalam kondisi mengalami luka bakar yang cukup serius.
Sehingga, sangat diperlukan adanya peran aktif dari masyarakat.
Bagi keluarga yang merasa kehilangan anggotanya, diminta untuk segera melapor ke petugas Rumah Sakit Dr Haryoto.
Jarak Pandang Terbatas Sebabkan Korban Berjatuhan
Guguran lahar panas Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) lalu, membuat panik warga.
Warga dikabarkan panik lantaran jarak penglihatannya terbatas akibat tertutup awan panas dan abu hasil erupsi.
Situasi seperti ini yang pada akhirnya membuat banyak korban berjatuhan, karena tak bisa menyelamatkan diri.
Hal tersebut diungkap oleh salah seorang pengungsi asal Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Pengungsi yang diketahui bernama Lasimin ini menceritakan situasi saat terjadinya erupsi Gunung Semeru.
Sebagaimana diketahui, lokasi tempat tinggal Lasimin merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah akibat aktivitas vulkanik gunung berapi ini.
Baca juga: Petugas Bangun 2 Tenda Pengungsian Lagi untuk Tampung Warga Terdampak Luapan Lahar Dingin Semeru