Selama seminggu saat hari titik balik matahari dan berlanjut selama sebulan penuh, perayaan Saturnalia merupakan saat di mana menjadi waktu untuk berfoya-foya.
Hal ini ditandai dengan begitu banyaknya tersedia makanan dan minuman.
Selain itu budak pada saat itu akan diberikan kebebasan sementara dan diperlakukan setara.
Perayaan ini juga ditandai dengan sekolah dan seluruh bentuk perdagangan tutup.
Penentuan Tanggal 25 Desember sebagai Kelahiran Yesus Kristus
Pada awal berdirinya agama Kristen, Paskah adalah hari libur utama sedangkan kelahiran Yesus Kristus tidak dirayakan.
Lalu pada abad ke-4, gereja secara resmi memutuskan jika kelahiran Yesus Kristus adalah hari libur.
Hanya saja, Alkitab tidak pernah mencantumkan kapan Yesus Lahir.
Kemudian meskipun beberapa fakta sejarah memperkirakan kelahiran-Nya terjadi pada musim semi, Paus Julius I memilih 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus.
Secara umum, pemilihan tanggal tersebut dipercaya sebagai adopsi dari tradisi pagan yaitu festival Saturnalia.
Dengan menyamakan perayaan Natal dengan tradisi lain terkait perayaan hari titik balik matahari, pemimpin gereja menaikkan popularitas Natal tetapi tidak memberikan peraturan terkait bagaimana cara merayakannya.
Perayaan pada saat itu yang paling umum adalah, orang yang percaya mendatangi gereja lalu merayakannya dengan mabuk.
Selain itu adapun pada perayaan tiap tahunnya, orang miskin akan pergi ke tiap rumah orang kaya untuk meminta makanan dan minuman enak.
Jika orang kaya tersebut gagal untuk mengabulkannya, maka orang miskin tersebut akan menerornya dengan kejahatan.