Untuk itu, Roy mengharapkan, pimpinan DPR dan Fraksi menprioritaskan open parliament bisa berjalan dengan optimal, baik untuk sistem, anggaram dan kebijakannya.
Sehingga, harus ada aturan jelas dan tegas yang dapat diikuti seluruh anggota, fraksi hingga alat kelengkapan dewan.
Kemudian, penyampaian informasi dalam pembahasan satu RUU harus dapat dipublikasi secara cepat.
Harapannya, masyarakat dapat melakukan pengawasan serta bisa memberikan masukan. Ini untuk menghindari adanya produk dari DPR yang digugat setelah selesai dibahas.
Baca juga: Grace Natalie: Mohon Maaf Pak Jokowi Jadi Capek, Berdiri Duduk-Berdiri Duduk
“Dan terakhir, hasil reses dewan juga harus dipublikasi. Karena secara kelembagaan fungsi pengawasan benar, masalahnya pengawasan hasil reses anggota ini tidak terkonsolidasi di tingkat DPR. Ini susah bedakan urusan masing masing anggota dan mana kelembagaan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, PSI akan 'membuat gaduh' DPR atau gedung parlemen Senayan demi mengawal kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Grace Natalie mengatakan, saat ini usia partainya sudah menginjak tujuh tahun.
Menurutnya, kondisi internal PSI sudah semakin kuat dan mendapat banyak dorongan dari publik.
Karena itu, lanjut Grace, melewati ambang batas parlemen pada Pemilu mendatang bukanlah keniscayaan.
"PSI harus lolos ke Senayan. Kita buat gaduh Senayan, agar uang rakyat tidak terus digerogoti perampok memakai kedok wakil rakyat," kata Grace.