Secara keseluruhan tempat tersebut terdiri dari tiga objek yaitu gedung diorama, gong kuningan raksasa, dan patung tembaga berikut pondasinya.
Monjaya berbentuk patung tembaga setinggi 30 meter yan ditopang gedung diorama berlantai 4 setinggi 30 meter.
Persis di bawah monumen terdapat gong kuningan raksasa Kiai Tentrem.
Gong Kiai Tentrem dibuat dari bahan logam kuningan dan dilapisi antikarat
Gong ini memiliki berat 2,2 ton, ketebalannya 6 mm, dan berdiameter 5 meter.
Sosok yang membuat gong ini adalah perajin gamelan pimpinan Sutarjo dari Desa Palem Lor, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Angkat Bicara Soal Polemik Promosi Mayjen Untung Jadi Pangdam Jaya
Kemudian untuk patung tembaga digagas Kepala Staf TNI AL pada waktu itu yaitu Laksamana Madya Arief Kushariadi, menggambarkan perwira berpangkat Kolonel.
Monjaya dibangun sejak 1992 dan diresmikan pada Desember 1996 bertepatan dengan Hari Armada RI tanggal 5 Desember 1996 oleh Presiden Soeharto.
Latar belakang dibangunnya Monjaya adalah adanya gagasan bahwa bagaimanapun majunya suatu bangsa hendaknya harus tetap berpijak pada sejarah, artinya bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa pahlawannya.
Makna lain dari sosok patung Sang Kolonel adalah sebagai simbol kesiapan menerima tongkat estafet pengabdian dari generasi ke generasi berikutnya.
Patung tembaga Sang Kolonel adalah karya maestro patung Nyoman Nuarta.
Patung tembaga Kolonel yang terdapat di atas gedung diorama terdiri dari pondasi dan patung tembaga itu sendiri.
Pondasi patung melekat pada atap teratas gedung, bentuknya merupakan lantai mezzanine dengan dimensi bundar.
Patung Sang Kolonel disebut-sebut tertinggi kedua di dunia setelah Patung Liberty (85 meter) yang berada di mulut pelabuhan New York, Amerika Serikat.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Momen Ibu Panglima TNI Hetty Andika Keliling Monjaya, Lihat Lencana Perang & Gong Kiyai Tentrem