News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek

Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek, Sempat Dihapus pada Tahun 1912

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga keturunan Tionghoa saat melakukan sembahnyang di Kim Tek Le atau Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (11/2/2021). Simak sejarah Tahun Baru Imlek yang sempat dihapus pada 1912.

TRIBUNNEWS.COM - Tahun Baru China atau juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting tahunan orang Tionghoa.

Perayaan Tahun Baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15.

Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi adalah yang paling penting di antara festival tradisional Tiongkok.

Festival ini telah berkembang dalam jangka waktu yang lama dan adat istiadatnya telah mengalami proses yang panjang.

Lantas, bagaimana sejarah Tahun Baru Imlek?

Asal usul Festival Tahun Baru China berawal sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Baca juga: 7 Makanan Khas Tahun Baru Imlek yang Menjadi Simbol Keberuntungan, Berikut Maknanya

Baca juga: Resep Kue Keranjang Goreng Lapis, Cocok Disajikan saat Momen Imlek

Tahun Baru China dapat ditelusuri kembali ke kegiatan pemujaan dalam masyarakat agraris kuno Tiongkok.

Tanggal upacara tidak ditetapkan sampai Dinasti Han (202 SM - 220 M), ketika Kaisar Wudi memerintahkan untuk menggunakan kalender lunar.

Dari asal-usul kuno di Dinasti Shang (abad ke-17 SM - 1046 SM) hingga hari ini, festival ini memiliki beberapa nama seperti Yuanchen, Yuanri dan Yuandan.

Dikutip adri China Highlights, Tahun Baru Imlek penuh dengan cerita dan mitos.

Salah satu yang paling populer adalah tentang binatang mitos Nian (/nyen/), yang memakan ternak, hasil bumi, dan bahkan manusia pada malam tahun baru.

Untuk mencegah Nian menyerang orang dan menyebabkan kehancuran, orang menaruh makanan di depan pintu mereka untuk Nian.

Konon, seorang lelaki tua yang bijak mengetahui bahwa Nian takut suara keras (petasan) dan warna merah.

Kemudian, orang-orang memasang lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu mereka untuk mencegah Nian masuk, dan meretakkan bambu (kemudian diganti dengan petasan) untuk menakut-nakuti Nian.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini