News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Kain Ulos Khas Sumatra Utara dan Filosofinya

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan penari membentangkan kain ulos terpanjang di dunia pada pembukaan Festival Danau Toba (FDT) di Balige, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Rabu (17/9/2014). Bentangan kain ulos sepanjang 426 meter yang ditenun dua perajin itu telah memecahkan rekor Muri sebagai kain tenun khas Sumut terpanjang di dunia. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI Mengenal kain Ulos khas Batak, Sumatra Utara. Dilengkapi filosofi dan maknanya dalam kehidupan.

- Putih

- Hitam

Baca juga: Penenun Ulos Diminta Terus Berinovasi Tingkatkan Produksi

Filosofi Ulos

Selain nilai estetika, pada sehelai ulos juga sarat nilai seni, sejarah, religi, dan budaya.

Tiap motif, pilihan warna, jenis, hingga cara pemakaian dan pemberian ulos, semua punya makna tersendiri.

Secara garis besar, ulos memiliki makna kehidupan dan representasi semesta alam.

Ulos juga simbol restu, kasih sayang dan persatuan.

Mengutip laman Kemdikbud, menurut sejarahnya, ulos secara harfiah berarti selimut.

Dulunya nenek moyang suku Batak adalah orang gunung.

Mereka menganggap ulos paling nyaman, praktis, dan aman bagi kehidupan sehari-hari, untuk menghangatkan tubuh dan melindungi dari dingin, ketimbang Matahari dan api.

Lambat laun ulos menjadi kebutuhan primer dan semakin penting, terlebih ketika tetua adat menggunakannya pada pertemuan adat resmi.

Pun perempuan-perempuan Batak yang bangga menenun, memakai, dan mewariskannya kepada keluarga sebagai suatu pusaka.

Mengingat tingginya nilai ulos bagi kehidupan, dibuatlah aturan adat yang mengawali akar filosofinya.

Namanya ritual Mangulosi atau memberikan ulos.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini