TRIBUNNEWS.COM - Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron.
Data per 6 Februari 2022 menunjukkan konfirmasi positif di Indonesia menembus angka 36.057 dan kasus aktif 188.899.
Dilansir kemkes.go.id, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan, virus COVID-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.
Namun, jika dilihat dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi.
Dengan demikian, Pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.
“Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” ucapnya di kantor Kemenkes, Jumat (4/2/2022).
Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui gejala dan ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya.
Baca juga: Cegah Omicron, Pusat Perbelanjaan Tak Gelar Acara yang Timbulkan Keramaian
Baca juga: Omicron Akan Gerus Tingkat Kunjungan Masyarakat ke Pusat Perbelanjaan Hingga Maret 2022
Gejala Omicron
Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir.
Apabila terdapat gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala COVID-19, antara lain:
1.Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.
2. Gejala Ringan yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.