Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra yang juga menjadi pengaggas petisi dan mantan pendukung Jokowi dikutip dari Kompas.com.
"Semua pro Jokowi dulunya terutama di periode pertama, yang Wapresnya Pak Jusuf Kalla dan kebanyakan mereka dulu dalam Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 mencoblos Jokowi," jelas Azra.
Sosok lain yang mendukung petisi ini adalah Din Syamsudin di mana pernah menjadi Utusan Khusus Presiden Jokowi untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP).
Selain kedua tokoh di atas, ada pula Faisal Basri yang dalam dua kali pilpres menyatakan dukungannya kepada Jokowi.
Ditambah adanya sosok yang pernah tergabung dalam tim sukses Jokowi seperti Fadhil Hasan dan Jilal Mardhani.
"Banyak (penggalang petisi tolak IKN dulu pendukung Jokowi), seperti Faisal Basri, Prof Didin S Damanhuri, Prof Widi AP, Prof Rochmat W, Jilal Mardhani, Prof Carunia MF, DR Fadhil Hasan, DR Abdul Malik."
"Ya sebagian besarlah," jelas Azra.
Selain Azra, salah satu tokoh dalam penggalangan petisi, Busyro Muqoddas juga memberikan tanggapan.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut menganggap pengesahan UU IKN adalah penghinaan kepada rakyat selaku pemegang kedaulatan.
"Saya satu komitmen nilai dengan mereka untuk tegas bersikap yang memihak rakyat sebagai pemegang daulat yang dihinakan dalam proses-proses politik pengesahan Undang-Undang IKN," ujar Busyro, Sabtu (5/2/2022) dikutip dari Bangka Pos.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Elza Astari Retaduari)(Bangka Pos/Vigestha Repit Dwi Yarda)
Artikel lain terkait Pemindahan Ibu Kota Negara