Kebijakan ini diambil untuk memberi kebebasan tambahan pada orang-orang, tetapi tanpa menyebabkan kerugian lain.
Block mengatakan, kebijakan ini biasanya dilakukan hanya oleh pihak atau negara yang menganggap pihak lain sebagai kategori aman, dalam hal ini aman dari virus corona.
Kebijakan ini dapat berjalan didasarkan pada keyakinan dan kepercayaan dari negara partner.
Negara-negara yang menjalin travel bubble itu harus dapat dipercaya, kaitannya dengan kemampuannya menahan laju penyebaran virus, melakukan pengujian, dan pelacakan kontak, juga memiliki skenario karantina yang efektif.
Manfaat Travel Bubble
Tak hanya memudahkan orang untuk bergerak, travel bubble juga menjanjikan keuntungan dari segi finansial.
Dengan adanya kesepakatan antar negara melakukan kebijakan ini, maka akan membantu industri pariwisata di negara-negara tersebut, yang sebelumnya lesu akibat pandemi.
Hal ini sudah dibuktikan oleh Australia dan Selandia Baru yang juga menerapkan kebijakan travel bubble.
Warga Australia bisa dikatakan menjadi kelompok pendatang asing terbanyak yang datang ke Selandia Baru.
Jadi, dengan adanya travel bubble perekonomian di kedua negara, khususnya dalam bidang pariwisata dan transportasi bisa sangat tertolong.