Dua program tersebut ditujukan untuk membangun karakter profesional religius.
Menurutnya, program tersebut ditujukan memberikan edukasi stakeholder penyelenggara Pendidikan, mulai dari pemilik yayasan, para guru, pamong santri/siswa, hingga satpam.
“Di LDII terdapat 267 satuan pendidikan baik formal maupun informal. Dengan adanya pondokkarakter.com dan SPI memudahkan para pengelola untuk mengakses materi dan berdiskusi dengan para pakar,” imbuhnya.
Harapannya, dengan adanya edukasi karakter tersebut, LDII dapat menjaga nilai-nilai kebangsaan yang terdapat dalam empat pilar kebangsaan.
Baca juga: DPP LDII: Individualisme Tak Punya Tempat di Negeri Ini
Dalam Muswil VII LDII Kaltim, KH Chriswanto mengingatkan, agar LDII Kaltim bekerja lebih keras terkait dengan terbitnya UU Ibu Kota Negara (IKN).
Menurutnya LDII Kaltim bisa berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan ketahanan pangan – salah satu dari 8 klaster program pengabdian “LDII untuk Bangsa”.
Kaltim sebagai ibu kota tidak harus seperti DKI Jakarta yang padat dan berpolusi.
Di sinilah pentingnya LDII Kaltim berkontribusi, agar bila ibu kota negara berada di provinsi tersebut, lingkungan atau ekologi tidak rusak dan nilai-nilai tradisi masyarakat Kaltim yang luhur tetap terjaga.
Muswil VII LDII Kaltim dihadiri oleh para pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dan Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid.
Dalam kesempatan itu Hadi Mulyadi mengatakan, dirinya mengapresiasi LDII di Kaltim, pada muswil kali ini mengangkat tema yang menginginkan dakwah sejuk, generasi emas profesional religius, dan menyambut IKN dalam Kaltim Berdaulat.
“Selamat atas terselenggaranya Muswil DPW LDII Kalimantan Timur, dan saya mengapresiasi LDII selama ini menjadi organisasi yang menjaga kondusifitas di Kalimantan Timur. Juga kami melihat LDII berkiprah selama ini dalam bidang pendidikan dan bidang dakwahnya,” ucap Hadi.