Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Rusia dari Universitas Indonesia Dr Ahmad Fahrurodji mengatakan upaya mencari jalan perdamaian dalam konflik Rusia dan Ukraina perlu dilakukan dengan pendekatan kultural.
Ia menilai bangsa Rusia dan Ukraina merupakan satu keturunan yang sama.
Sehingga, penyelesaian konflik bisa melalui kekeluargaan.
Hal itu disampaikan Ahmad dalam diskusi 'International Talk 2022' yang bertema “Rusia dan Ukraina: Mendorong ke Arah Jalan Perdamaian' yang disiarkan kanal YouTube Universitas Nasional Official 1949, Jumat (25/2/2022).
“Selain itu, penyelesaian juga dapat melalui ranah diplomasi dengan penyelesaian konflik kekeluargaan karena bangsa Rusia dan Ukraina merupakan satu keturunan (ala ‘slavia) atau ala Slavia Timur,” kata Ahmad.
Selain itu, Ahmad mengatakan, Indonesia dapat mengambil peran dalam upaya pencarian pemecahan secara damai dan konstruktif antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Skenario Rusia Melakukan Invasi ke Ukraina Saat Ini Disebut Mirip Ketika Menginvasi Georgia
Sebab hal ini, sesuai dengan yang diamanatkan konstitusi, bahwa Indonesia harus turut melaksanakan ketertiban dunia.
Ia pun mendorong agar Indonesia bisa menjadi jembata dialog antar kedua negara tersebut.
“Saatnya Indonesia membalas jasa kedua bangsa ini dengan menjembatani dialog antara Rusia dan Ukraina dan menjauhkan penggunaan kekuatan bersenjata yang pasti justru akan merugikan kedua bangsa bersaudara itu sendiri,” jelasnya.
Stop perang
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar semua pihak terkait menghentikan perang.
Untuk diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan invasi ke Ukraina, pada Kamis (24/2/2022).
Putin menyebut negaranya sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.
Baca juga: Hari Kedua Invasi Rusia ke Ukraina: Ledakan Besar Terjadi di Kyiv, Pesawat Rusia Jatuh Tertembak
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," kata Jokowi dalam akun twitternya @jokowi.
Jokowi juga menyerukan agar ketegangan antara Rusia dan Ukraina dihentikan.
Semua pihak yang terlibat menahan diri agar tercipta perdamaian.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Ini Daftar Negara yang Kemungkinan akan Berpihak kepada Vladimir Putin
"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," kata Jokowi.
Ketegangan yang terjadi, menurut Presiden, jangan sampai berujung perang.
Saat ini justru yang dibutuhkan adalah sinergitas dan kolaborasi masyarakat dunia dalam menghadapi Pandemi.
"Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan," tulis Presiden.