TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menilai pihak-pihak yang mengusulkan Pemilu 2024 ditunda telah menganggap remeh para calon pemimpin selanjutnya.
Dia memaparkan bagaimana hasil survei KedaiKOPI soal Pilpres 2024, dan muncul lebih dari 540 nama.
"Jadi begitu banyak calon pemimpin Indonesia yang siap dipilih rakyat," kata Hendri dalam diskusi virtual bertajuk Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Pemerintah Matangkan Skenario Pemindahan ASN ke IKN Baru
Baca juga: Cuitan Sekum Muhammadiyah Kritik Alasan Kelompok yang Usulkan Penundaan Pemilu
Hendri memahami bila ada orang yang mengatakan belum ada tokoh sebagus Jokowi dalam memimpin Indonesia.
"Jokowi bagus itu satu hal, tapi bagaimana caranya kita tahu tidak ada orang yang lebih bagus kalau tidak ada pemilu dulu? Ya kan maksud saya, apakah memang ini usaha-usaha untuk meremehkan pemimpin Indonesia selanjutnya," kata dia.
Lebih lanjut, Hendri mengatakan bahwa usulan tersebut juga meremehkan intelijensia publik Indonesia.
"Kan kita tahu bahwa Pilpres itu memang 2024, Pemilu 2024, jadi tidak perlu lagi disampaikan usulan penundaan-penundaan itu. Saya setuju usulan penundaan harus dihargai sebagai sebuah usulan demokratis," kata dia.
"Tapi di satu sisi pemerintah dan kelompok-kelompok yang mengajukan penundaan juga harus mengapresiasi dan menghargai bila ada kelompok masyarakat yang menyampaikan pemilu harus dipercepat. Jadi sama gitu," pungkas Hendri.
Baca juga: Mantan Ketua Panwaslu DKI: Tunda Pemilu Bentuk Melawan Konstitusi
Baca juga: Perludem Sebut Tak Ada Negara Tunda Pemilu dengan Alasan Pemulihan Ekonomi
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengusulkan Pemilu 2024 ditunda selama 1-2 tahun agar momentum perbaikan ekonomi tidak hilang.
Selain itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga mengusulkan wacana yang sama.
Ada beberapa alasan kenapa PAN juga mengusulkan penundaan Pemilu 2024, satu di antaranya masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir.