Bahkan, setiap aksi Lekagak Telenggen dan gerombolan bersenjata api itu selalu merenggut nyawa warga setempat hingga jenderal bintang satu Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Lekagak Telenggen membuat murka petinggi Kopassus usai menyatakan bertanggung jawab dalam peristiwa penembakan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha. Akibatnya, jenderal bintang satu Kopassus gugur di medan laga.
Peristiwa itu pula yang memicu pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan label teroris bagi KKB Papua. Penyematan label teroris ini tentu membawa dampak atas operasi penumpasan KKB di Tanah Papua.
Beberapa waktu lalu, 3 pasukan elit TNI, yakni, Satgas Nanggala Kopassus, Yonif Raider 500/Sikatan Kodam V/Brawiijaya dan Satgas Pinang Sirih (Cakra) Kostrad berhasil menewaskan 2 anggota KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.
Ini profil Legakak Telenggen, pemimpin KKB Papua yang menjadi buruan utama Satgas Nanggala, pasukan intelijen tempur Kopassus yang memiliki kemampuan mumpuni dalam operasi senyap.
Lekagak Telenggen selalu menyebut dirinya sebagai pemimpin operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) untuk seluruh Tanah Papua.
Sebagai pemimpin operasi pasukan TPNPB OPM di seluruh Papua, Lekagak Telenggen mengklaim dirinya memiliki pangkat mayor jenderal.
Kiprah memang tampak menonjol belakangan ini setelah kiprah KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya meredup.
Apalagi, Lekagak Telenggen secara terang-terangan menyatakan menembak jenderal Kopassus.
Menurut Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, Lekagak Telenggen menjadi penggagas atas perbuatan onar KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
"2018 itu semua kelompok yang ada di daerah Mulia (Puncak Jaya), Sinak (Puncak), mereka berkumpul di Ilaga untuk membangun rencana menuju PT Freeport, mereka berkumpul di sana, bukan menguasai Puncak," ujar Fakhiri, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/4/2021).
Saat itu, kata Fakhiri, pimpinan Lekagak Telenggen yang berasal dari Ilaga, lalu KKB pimpinan Sabinus Waker yang berasal dari Intan Jaya, bergabung menuju Tembagapura, Kabupaten Mimika, untuk menganggu operasional PT Freeport Indonesia.
Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen (tengah, pakai topi) terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Tapi, rencana KKB itu telah diketahui aparat keamanan yang kemudian membuat langkah antisipasi dengan melakukan penyekatan wilayah.
Hanya KKB pimpinan Jhony Botak yang berada di Kali Kopi, yang sempat berhasil masuk ke kawasan perkantoran PT Freeport.
Sementara kelompok dari luar Mimika berhasil dihalau.
Fakhiri mengatakan, kegagalan KKB Papua masuk ke Freeport yang kemudian membuat keamanan di Intan Jaya menjadi tidak kondusif.
Tahun 2019, Lekagak Tenggalen sempat menembak mati seorang prajurit Kopassus.
Ketika itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw memberikan keterangan, peristiwa baku tembak antara aparat keamanan dengan KKB Papua di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
"Distrik Sugapa tadi siang informasinya ada kontak (senjata) tapi sampai sekarang kita agak kesulitan juga karena satgas ini bergerak dengan cepat untuk mengatasi KKB," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/12/2019).
Ada 2 prajurit TNI terluka parah, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.
Lekagak Telenggen, komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) untuk seluruh Tanah Papua.
Informasi awal keduanya mengalami luka yang parah. Hingga akhirnya dikabarkan, keduanya telah meninggal dunia.
Dua anggota TNI itu tergabung dalam satgas penegakan hukum dan tercatat sebagai anggota Kopassus.
Di bulan April 2021, juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengeluarkan pernyataan yang disebarluaskan kepada media massa.
KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen ikut bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di di Kampung Eromaga, Distrik Omkia, Kabupaten Puncak, Rabu (14/4/2021).
"Yang bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di Eromaga adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TNPPB) sayap militer OPM,” ucap Juru Bicara OPM Sebby Sembon, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Kamis (15/4/2021).
"Yang bertanggung jawab atas pasukan TPNPB di wilayah Puncak adalah Militer Murib, Lekagak Telenggen, Penny Murib," lanjutnya.
Dengan sederet kejahatan yang sudah sangat meresahkan, operasi Satgas Nemangkawi meningkat untuk wilayah Kabupaten Puncak.
Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Dari hasil operasi itu, 3 pasukan elit TNI, yakni, Satgas Nanggala Kopassus, Yonif Raider 500/Sikatan Kodam V/Brawiijaya dan Satgas Pinang Sirih (Cakra) Kostrad berhasil menewaskan 2 anggota KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.
Setelah anggotanya ditembak mati Kopassus, pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) buka suara.
Kelompok separatis yang sudah dilabeli teroris ini mengakui seorang anggotanya tewas tertembak dalam baku tembak di Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (13/5/2021).
Anggota TPNPB OPM atas nama Edis Waker itu dipastikan tewas tertembak melalui pernyataan resmi Lekagak Telenggen yang disebut sebagai penanggungjawab (perang) sekaligus Komandan Operasi Umum TPNPB OPM berpangkat Mayor Jenderal.
“Markas Pusat TPNPB-OPM telah terima laporan dan mengumumkan duka nasional bagi bangsa Papua. Seorang prajurit terbaik telah gugur. Hormat kepada almarhum Edis Waker,” katanya dalam pernyataan yang dirilis Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, Sabtu (15/5/2021).
Anggota OPM atau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Kini, pasukan TNI dan Polri telah memetakan kekuatan KKB Lekagak Telenggen. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan kekuatan KKB mencapai 150 orang yang aktif.
Angka itu belum termasuk simpatisannya.
"Dari enam kelompok yang sedang berkumpul di Ilaga, yang aktif sekitar 150 orang, tetapi kalau dengan peserta cukup besar," katanya.
Sementara itu Fakhiri mengatakan dari 150 anggota KKB ada sekitar 70 orang membawa senjata api.
Fakhiri melaporkan KKB yang bersatu berasal dari Puncak Jaya, Pilia (Jayawijaya), Sugapa (Intan Jaya), Paniai, Kuyawage, dan Lanny Jaya.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Dennis Destryawan/Surya.co.id/Grid.id)