Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Jateng (AMJ) Maulana mengatakan, penundaan Pemilu 2024 merupakan pilihan realistis dan selaras dengan kajian dan studi lapangan yang dilakukan, serta melihat perkembangan konfigurasi politik terkini.
Oleh karena itu, AMJ mendukung pemilu diundur dan mendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi calon presiden.
Alasan penundaan pemilu adalah ekonomi belum stabil dan masih banyak persoalan rakyat yang belum tuntas.
Serta utang uang negeri yang masih banyak.
Baca juga: Jamaah Perempuan NU Grobogan Jateng Deklarasi Dukung Muhaimin Iskandar Maju sebagai Capres 2024
Baca juga: Soal Wacana Penundaan Pemilu, Ini Komentar Politisi PPP
"Rakyat butuh ketentraman dan harga-harga murah dibandingkan harus mengikuti pemilu lagi dalam waktu yang relatif singkat," katanya dalam keterangan yang diterima, Minggu (6/3/2022).
Mereka yang tergabung dengan AMJ antara lain mahasiswa dari Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Wahid Hasyim, Stekom, Universitas Semarang Universitas Islam Negeri Walisongo.
Ada pula, mahasiswa dari Udinus, Untag, Unissula, Universitas Ngudiwaluyo, Polines, Upgris dan Unika Soegijapranata.
Maulana mengatakan dengan kesadaran penuh dan banyak pertimbangan melihat Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. Semua harus prihatin dan jeli melihat semua ini. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti halnya ekonomi, hutang negara yang terus menumpuk.
"Serta proyek Wadas yang menuai kontroversi simpang siur, yang negara sendiri acuh tidak becus mengkondisikannya. Pemilu 2024 harus ditunda adalah harga mati,” katanya.
Baca juga: Pernyataan Jokowi Tanggapi Usulan Penundaan Pemilu 2024 Dinilai Kurang Tegas
Maulana menjelaskan pengamat tak paham persoalan rakyat khususnya dari arus bawah.
"Percuma kalau digelar pemilu 2024, belum mampu menjawab solusi rakyat dan tidak menghasilkan pemerintahan yang memahami rakyatnya," ujarnya.
Menurut Maulana, Pemilu mendatang adalah pemilunya anak muda.
Dia menyebut 60 persen pemilih adalah milenial dan Generasi Z. Maka ditangan mahasiswa warna Indonesia ditentukan.