TRIBUNNEWS.COM - KH Miftachul Akhyar dikabarkan telah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Mengutip website resmi NU.or.id, informasi pengunduran diri tersebut disampaikan oleh Kiai Miftah saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.
Terkait dengan alasannya, Kiai Miftah mengaku hal tersebut dilakukan karena pihaknya tidak ingin merangkap jabatan.
Untuk diketahui, saat ini Kiai Miftah juga menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2021-2026.
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan."
Baca juga: Lakukan Safari ke Pesantren di Banten, Haji Syafruddin Temui Para Ulama
Baca juga: Ketua DPD RI Paparkan Peran Penting Ulama Bagi Kemerdekaan Indonesia
"Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi).
Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Kiai Miftah.
Jadi dirinya berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi (AHWA) dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.
Sementara itu,Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI KH Salahuddin Al-Aiyub membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Kiai Miftah.
"Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima."
"Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," tegasnya.
Pesan Tak Rangkap Jabatan
Mengutip Kompas.com, Rabu (9/3/2022) dalam pembacaan hasil rapat tim AHWA sebelumnya, KH Zainal Abidin berpesan agar Rais Aam terpilih tidak rangkap jabatan di organisasi lain.
Ini dilakukan agar Rais Aam terpilih dapat bisa fokus dalam pembinaan dan pengembangan jamaah NU ke depan.
"Kalau ingin menjadi Rais Aam NU 2021-2026, diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain," ujar Zainal.
Baca juga: Koalisi Ulama Belum Terima Berkas Penghentian Penyelidikan Puspomad Terkait Jenderal Dudung
Atas pertimbangan itu, akhirnya hasil rapat dapat diterima baik oleh Kiai Miftah.
"Lalu kami berdiskusi, berdialog dengan Rais Aam terpilih."
"Beliau (Kiai Miftah) berkata dengan sangat santun sekali, sami'na wa ato'na'," lanjut Zainal.
Sosok KH Miftachul Akhyar
Terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 sebelumnya karena menggantikan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin.
Pasalnya Ma'ruf Amin saat itu maju dalam Pilpres 2019 sebagai Wakil Presiden berpasangan dengan Joko Widodo.
Kiai Miftah terpilih dalam Munas X MUI yang digelar Kamis (26/11/2020) malam.
Berikut sosok Kiai Miftah seperti yang diwartakan Tribunnews.com, sebelumnya.
Baca juga: Kapolri Apresiasi Ulama Di Banten Ikuti Vaksinasi: Kabar Baik dan Motivasi Bagi Masyarakat
Miftachul Akhyar lahir dari keluarga pesantren, sang ayahnya yakni KH Abdul Ghoni yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Rangkah, Surabaya.
Kiai kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953 ini sejak muda gemar menekuni Agama Islam.
Kiai Miftah tercatat pernah mondok di Pondok Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
KH Miftachul Akhyar di masa muda juga tercatat pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Dia juga pernah memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren di Lasem, Jawa Tengah.
Miftachul Akhyar juga aktif mengikuti majelis ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang semasa Sayyid Muhammad mengajar di Indonesia.
Tak heran jika karirnya di dunia keagamaan berkembang.
Baca juga: Dukung Pedoman Pengeras Suara di Masjid, MUI: Sejalan dengan Ijtima Ulama
KH Miftachul Akhyar pernah menjasi pengasuh di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.
Karier KH Miftachul Akhyar di lingkungan PBNU dijalaninya sejak lama.
KH Miftachul Akhyar pernah menjadi Rais Syuriah PCNU Surabaya 2000-2005.
Kemudian meningkat menjadi Rais Syuriah di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ualama (PWNU) Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018.
Selanjutnya, ia kemudian dipercaya menjadi Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 dan didaulat sebagai Pj Rais Aam PBNU 2018-2020.
Sebagian artikel telah tayang di https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/24/063000665/profil-kh-miftachul-akhyar-rais-aam-pbnu-periode-2021-2026?page=all
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hasanudin Aco)(Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)