TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri perihal enggan mengantre minyak goreng yang dilakukan kebanyakan ibu-ibu belakangan ini menuai beragam komentar publik.
Menanggapi hal tersebut, Politikus PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengatakan, apa yang disampaikan ketua umumnya merupakan bahasa simbolistik.
"Kalau dimaknai dan dilihat secara semiotik, pernyataan ketum kami itu justru mengajak kaum perempuan atau kaum ibu agar tidak menjadi objek pasar. Tapi jadi subjek yang mampu mempengaruhi alur kebijakan," kata Darmadi itu kepada wartawan, Minggu (20/3/2022).
Pria yang juga merupakan Bendahara Megawati Institute itu kembali menjelaskan, ajakan agar mengurangi ketergantungan terhadap minyak goreng merupakan wujud konkret akan kedaulatan dan kemandirian pangan.
"Sepanjang bangsa ini terus bergantung pada pasar (konsumtif) maka konsep kemandirian pangan saya kira hanya angan-angan belaka. Jauh dari nilai-nilai Trisakti yang dicita-citakan Bung Karno yaitu salah satunya soal kemandirian pangan," ujarnya.
Darmadi meminta agar publik jernih melihat pernyataan yang disampaikan ketua umumnya tersebut.
"Ibu Megawati justru ingin menegaskan bahwa kaum perempuan harus menjadi pelopor perubahan. Termasuk mempelopori mengurangi ketergantungan akan minyak goreng ini. Yang jelas ibu Mega sedang mencontohkan tentang betapa pentingnya kemandirian pangan," tuturnya.