TRIBUNNEWS.COM - Kabar bahagia datang dari keluarga pengusaha Chairul Tanjung.
Putri sulungnya, Putri Indahsari Tanjung resmi menikah dengan Guinandra Jatikusumo pada Minggu (20/3/2022).
Akad nikah tersebut berlangsung di kediaman Putri Tanjung di Menteng, Jakarta Pusat.
Bertindak sebagai saksi dari mempelai adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Chairul Tanjung Orang Terkaya Ketiga di Indonesia, Berapa Jumlah Kekayaannya?
Baca juga: Profil Putri Tanjung, Anak Chairul Tanjung yang Sempat Trending di Twitter, Akui Ada Previlege
Berbicara tentang sosok Staf Khusus Presiden Jokowi tersebut, maka tak lepas dari sosok Chairul Tanjung.
Chairul Tanjung adalah pendiri dan pemilik CT Corp yang menjadi orang terkaya nomor enam di Indonesia versi Majalah Forbes.
Selain sebagai pengusaha, Chairul Tanjung juga pernah masuk ke pemerintahan dengan menjadi menteri.
Sosok Chairul Tanjung
Chairul Tanjung lahir pada 18 Juni 1962 atau saat ini ia berusia 59 tahun.
Di kalangan pengusaha, ia dikenal memiliki bank, mengoperasikan hypermarket, serta menjalankan stasiun TV.
Dikutip dari Kompas.com, ayah Chairul, AG Tanjung adalah wartawan Orde Lama yang pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil.
Pekerjaan Chairul berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah.
Ternyata, Chairul pernah kuliah di Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI).
Pada saat itulah ia memulai bisnis karena sempat mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah.
Ia memulai usaha kecil-kecilan dengan menjual buku kuliah stensilan, kaus, dan sebagainya.
Kemudian Chairul memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, meski kemudian bangkrut.
Setelah itu, dia mencoba membuka usaha kontraktor, tetapi kurang berhasil sehingga bekerja di perusahaan baja.
Selanjutnya, Chairul pindah ke perusahaan rotan dan bertemu dengan tiga rekan dan mendirikan PT Pariarti Shindutama.
Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.
Saat itu, Chairul Tanjung untung besar karena ada pesanan 160.000 pasang sepatu anak-anak dari Italia.
Seiring berjalannya waktu, Chairul memutuskan berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya.
Lepas dari bisnis sepatu ekspor, Chairul mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multimedia.
Di bidang keuangan, Chairul mengambil alih Bank Tugu yang kini menjadi Bank Mega.
Pada sektor properti, Chairul memiliki perusahaan real estate dan membangun Bandung Supermall pada 1999.
Saat ini, Chairul berkecimpung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV dan Trans 7.
Selain Trans Corp, Chairul memiliki Para Group yang mengayomi 5.000 karyawan dengan Para Inti Holdindo sebagai kepala industri yang memiliki tiga anak perusahaan.
Usahanya kemudian melebar ke dunia bisnis dengan menggunakan Trans Corp untuk mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia senilai Rp 3 triliun melalui PT Trans Ritel.
Ia juga memiliki toko grosir dengan merek Transmart.
Perusahaan Chairul, CT Corp mengontrol franchise Wendy di Indonesia serta memiliki franchise Versace, Mango, dan Jimmy Choo.
Chairul Tanjung juga memiliki saham di maskapai nasional Garuda Indonesia.
Harta Kekayaan Chairul Tanjung
Dengan lini bisnis di sana-sini, lantas berapa jumlah harta kekayaan Chairul Tanjung?
Dikutip dari forbes.com, harta kekayaan Chairul Tanjung mencapai 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 78 triliun.
Dengan jumlah tersebut, Chairul berada di urutan ke-6 orang terkaya di Indonesia, di bawah Prajogo Pangestu dan di atas Susilo Wonowidjojo dan keluarga.
Adapun Forbes menghitung kekayaan tersebut berdasar aset yang dimiliki baik perusahaan publik maupun pribadi, real estat, koleksi mobil, perhiasan, pesawat.
Namun, untuk menghargai bisnis pribadi yang dimiliki seseorang, Forbes menghitung dengan cara menggandakan perkiraan keuntungan.
Jadi Menteri Era SBY
Sukses sebagai pengusaha, Chairul Tanjung rupanya pernah masuk ke pemerintahan.
Saat itu, ia ditunjuk oleh Presiden ke-6, SBY untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Chairul Tanjung menggantikan Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa yang mundur karena akan maju Pilpres 2014 bersama Prabowo Subianto.
Chairul Tanjung pun menjadi menteri dengan masa jabatan 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014.
Saat menjadi Menko Perekonomian, Chairul menyatakan tak akan bersedia menjadi menteri untuk presiden berikutnya.
Menurut Chairul, alasannya tak ingin lagi menjadi menteri karena tidak ingin ada konflik kepentingan.
"Saya sekarang berada di bawah Presiden SBY. Saya tidak mau terpecah dengan kandidat capres yang lain," katanya, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Sabrina Asril)