Alutsista yang berasal dari Blok Timur antara lain pesawat Mig-19, Mig-21, AN-12 Antonov, TU-16, Helikopter MI-4, MI-6, L-29 Dholphin, Radar Nysa, dan Rudal SAM-75.
Sedangkan, dari Blok Barat didatangkan pesawat C-130 Hercules, C-140 Jet Star, Helikopter Bell-47J Ranger, Bell-204B Iroquis, S-58T Sikorsky, T-34A Mentor, serta Radar Decca.
Dengan kekuatan udara tersebut, TNI AU berhasil melaksanakan operasi merebut Irian Barat (Operasi Trikora), Operasi Dwikora terkait konfrontasi Indonesia-Malaysia, dan Operasi Penumpasan G-30 S/PKI.
Periode Tahun 1970-1979
Pada pertengahan tahun 70-an, TNI AU secara bertahap diperkuat oleh beberapa alutsista baru seperti pesawat OV-10 Bronco, F-86 Sabre, T-33 Bird, Fokker F-27, T-34C Mentor Charlie, Helikopter Puma SA-330, Helikopter Latih bell 47G Sioux, Bell-204B Iroquis, serta AT-16 Harvard.
Periode Tahun 1980-1989
Dekade 80-an, hadir pesawat, yaitu:
1. Pesawar tempur F-5 Tiger II
2. Pesawat A-4 Sky Hawk
3. Pesawat latih jenis Hawk MK-53
4. Boeing 737 yang mempunyai kemampuan pengintaian dan pengamatan wilayah permukaan.
5. Pesawat angkut ringan Cassa-212-200 Aviocar sebagai kekuatan Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh.
6. Pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon
7. Pesawat Radar Thomson dan Plessey.
8. Pesawat latih AS-202/ 18 A Bravo
Periode Tahun 1990-1999
Memasuki periode 1990-an, TNI AU kembali menambah kekuatan dengan datangnya pesawat sebagai berikut:
1. Pesawat CN-235, NAS 332 Super Puma
2. Pesawat Radar Plessey AR 325
3. Pesawar jenis Hawk 100/200 yang ditempatkan di Skadron Udara 12 dan Skadron Udara 1.
Periode Tahun 2000-2010
Memasuki tahun 2000-an, TNI AU mengembangkan kemampuan dan kekuatannya dengan menghadirkan pesawat:
1. Pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30 dari Rusia.
Pesawat yang memiliki kemampuan jelajah dan manuverabilitas yang cukup tinggi, dan memiliki kemampuan combat radius sejauh 1.500 km serta jarak jelajahnya maksimal 4.000 km ini ditempatkan di Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, agar apabila ada pesawat asing yang berusaha memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar negara Timor Leste atau Papua, Sukhoi mampu mencegahnya.
2. Pesawat latih dasar KT-1 Woong Bee
3. Helikopter EC-120 Colibri
4. NAS-332Super Puma
5. SF-260 Marchetti
6. CN-235-220 MPA
7. CN-295 buatan PT. Dirgantara Indonesia.
Periode Tahun 2011- sekarang
Di dekade ini, Angkatan Udara melengkapi kekuatan alutsistanya dengan:
1. Su-30, F-16 CD, T-50i Golden Eagle, Super Tucano, G-120 TP-A, T-4D/R-172/182T, EC-725 Caracal, C-130 Hercules, B-737, F-28, Cassa-212, CN 295, dan CN-235.
2. Pesawat latih dasar, Colibri, dan CN-235-220 MPA dan CN-295.
TNI AU juga melakukan:
- Pembentukan Skadron 45 VIP/VVIP, Skadron Udara 51 Elang Pengintai dengan pesawat UAV di Lanud Supadio.
- Pembentukan Skadron Udara 16 di Lanud Roesmin Nuryadin dengan alutsista Pesawat F-16C/D-52ID.
- Pembentukan Skadron Udara 27 di Lanud Manuhua, Biak dengan alutsista Pesawat CN-235.
- Pembentukan Skadron Udara 33 Lanud Hasanuddin dengan alutsista Pesawat Hercules C-130.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait HUT TNI AU Ke-76