News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Kartini

Emansipasi Wanita pada Masa RA Kartini dan Kumpulan Isi Surat Habis Gelap Terbitlah Terang

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raden Ajeng Kartini - Habis Gelap Terbitlah Terang - Emansipasi wanita pada masa RA Kartini dan kumpulan isi Surat Habis Gelap Terbitlah Terang. Hari Kartini diperingati setiap 21 April.

4. Raden Ajeng Kartini lahir 21 April 1879.

5. Raden Ajeng Kardinah lahir 1 Maret 1881.

6. Raden Mas Moeljono lahir 26 Desember 1885.

7. Raden Ajeng Soematri lahir 11 Maret 1888.

8. Raden Mas Rawito lahir 16 Oktober 1892.

Baca juga: TWIBBON Hari Kartini 2022, Lengkap dengan Cara Membuat dan Membagikannya ke Media Sosial

Isi Surat Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang

Berikut ini beberapa isi surat Kartini yang berisi semangat emansipasi wanita, yang dikutip dari buku Sisi Lain Kartini oleh Prof. Dr. Djoko Marihandono, dkk.

1. Surat 1

Saya ini anak bangsa Jawa, dibesarkan dan seumur hidup ini ada di sini. Percayalah bahwa wanita Jawa juga mempunyai hati yang dapat merasakan, dapat menderita, sama dengan hati wanita negeri Nyonya (negeri Belanda) yang paling halus sekalipun...

Tetapi, mereka hanya menderita dengan berdiam diri, mereka menyesuaikan diri, karena tidak berdaya, disebabkan oleh kurang pengetahuan dan kebodohan ...

Orang Belanda suka menertawakan dan mengolok-olok kebodohan bangsa kami, tetapi kalau kami mau belajar, mereka menghalang-halangi dan mengambil sikap memusuhi kami. Kami mau mencapai pengetahuan dan peradaban yang sama dengan orang Eropa. Menghalang-halangi kemajuan rakyat adalah sama dengan perbuatan Casar yang pada satu pihak mengkhotbahkan perdamaian kepada dunia, tetapi pada lain pihak menginjak-injak hak-hak rakyatnya sendiri (surat Kartini untuk nyonya Nellie van Kol, 1 Agustus 1901 dalam Sitisoemandari, 1986:64)

2. Surat 2

Ia pun prihatin atas sikap dan perilaku para Penguasa yang mementingkan diri sendiri:

Rasa setiakawan tidak ada dalam masyarakat bangsa pribumi, maka itu harus dihina dan dibimhing. Kalau tidak, mustahil seluruh rakyat bisa maju. Anggapan kaum ningrat bahwa mereka berhak mendapat segala yang paling baik timbul dari pandangan salah yang telah berakar dalam, bahwa kaum ningrat adalah golongan yang lebih baik, makhluk-makhluk yang tingkatnya lebih tinggi daripada rakyat biasa, dan oleh karena itu berhak atas segala yang terbaik. Untuk membasmi pandangan salah yang menghambat jalannya kemajuan ini lagi-lagi kaum Ibulah yang dapat berjasa sangat banyak (Kartini Sitisoemandari, 1986:155)

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini