Menurut Surya, dirinya sebagai salah satu perempuan yang bekerja menjadi penyidik justru dapat memberikan nilai tambah dalam proses penyidikan suatu perkara.
Ada sejumlah perkara yang ia tangani, tidak bisa dilakukan oleh peran laki-laki, karena harus menggunakan sisi feminitas.
“Dari pengalaman selama ini, sebetulnya perempuan itu banyak memberikan nilai tambah ke proses penyidikan itu, ada beberapa hal sebagai perempuan itu bisa memberikan sumbangsih lebih, jadi ada hal-hal yang laki laki itu punya keterbatasan dalam situasi tertentu, di situ perempuan punya sesuatu dan peran yang bisa jadi penyidikan itu lebih lengkap. Misal harus menggeledah di area khusus perempuan,” jelasnya.
Pernah suatu ketika, penyidik Surya diharuskan turun ke lapangan meninjau lokasi sawit untuk suatu perkara penyidikan.
Dalam tim tersebut, hanya dia penyidik perempuan.
Ia bersama tim menelusuri hutan sawit yang luasnya berhektar-hektar.
Lebatnya semak belukar, dan terjalnya tanah yang becek habis hujan, tidak menyurutkan dia untuk tetap bekerja.
Di tengah hutan tersebut, tiba-tiba dia ingin buang air kecil.
Tentu hal ini agak merepotkan bagi dirinya sebagai perempuan.
“Kalau laki-laki kan bisa buang air dimana saja, kalau perempuan harus mencari toilet,” ceritanya.
Tercatat ada 509 pegawai perempuan dari total keseluruhan 1551 pegawai di KPK, atau sebesar 33%.
Mereka tersebar di berbagai unit, yaitu Sekretariat Jenderal; Kedeputian Bidang Informasi dan Data; Pencegahan dan Monitoring; Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Koordinasi dan Supervisi, hingga Kedeputian Bidang Penindakan.