News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Kartini

Sekjen PDIP: Bagi Bung Karno, Perempuan Adalah Ibu Ilmu Pengetahuan

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DPP PDIP menggelar acara Peringatan Hari Ke-143 Kartini dengan tema Peran Partai dalam Pencegahan dan Pendampingan Kekerasan Perempuan dan Anak secara hybrid dari Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (21/4/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan (DPP PDIP) menggelar acara Peringatan Hari Ke-143 Kartini dengan tema Peran Partai dalam Pencegahan dan Pendampingan Kekerasan Perempuan dan Anak secara hybrid dari Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (21/4/2022).

Dalam kesempatan ini, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa RA Kartini merupakan tokoh emansipasi perempuan yang dimiliki Indonesia.

RA Kartini sebagai sosok perempuan pelopor, demikian pula Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.

"Perempuan pelopor yang tidak pernah menyerah dari berbagai tantangan sehebat apa pun, terus bergerak dengan keyakinan dan bergeloralah dari perempuan itu suatu nilai-nilai kemanusiaan, cinta kasih tanpa batas," kata Hasto dalam sambutannya.

Hasto mengingatkan bahwa PDIP tidak pernah membedakan setiap warga negara berdasarkan suku, agama, status sosial, jenis kelamin.

Hasto menjamin perempuan mendapat tempat yang terbaik di PDIP.

Baca juga: Peringati Hari Kartini, PDIP Gelar Diskusi Mengenai UU TPKS

Di PDIP, lanjut Hasto, Ketua Umum Megawati memang menaruh perhatian besar untuk memperjuangkan hak perempuan dan anak.

PDIP melalui kadernya di parlemen, di antara Ketua DPR Puan Maharani dan anggota Komisi V DPR RI sekaligus Ketua DPP Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak PDIP Sri Rahayu.

"Sri Rahayu paling bersemangat kalau bicara tentang bagaimana berjuang soal RUU TPKS, karena ini senapas dengan Ibu Mega yang ketika beliau menjadi presiden membuat hal yang fundamental termasuk UU KDRT. Tetapi lebih penting dari itu adalah spiritnya tadi agar perempuan harus mengekspresikan seluruh kepemimpinannya dalam seluruh aspek kehidupan," kata dia.

Politikus asal Yogyakarta itu juga mengingatkan Bung Karno dalam pendapatnya menyampaikan bahwa laki-laki dan perempuan bagaikan kepakan sayap burung Garuda yang membuat Indonesia terbang ke angkasa membawa kejayaannya.

Baca juga: Sylviana Murni Ajak Kaum Perempuan Teladani Perjuangan RA Kartini

Bung Karno, lanjut Hasto, sengaja menetapkan Kartini sebagai pahlawan kemerdekaan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 1964.

"Karena peran perempuan begitu strategis dalam pendidikan, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam membangun imajinasi tentang masa depan anaknya yang ditimang sejak kecil agar dia jadi anak yang hebat, mampu berbakti kepada bangsa dan negara, berbudi pekerti luhur. Tidak ada seorang ibu yang mendoakan tidak baik kepada anaknya sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan surga di bawah telapak kaki ibu," ucap Hasto dengan nada suara bergetar.

Hasto menjelaskan Bung Karno dalam Buku Sarinah meminta para perempuan membangun semangat juang, tidak pernah menyerah. Sebab, Bung Karno memandang perempuan sebagai pembentuk kultur.

"Bung Karno belajar dari sejarah peradaban bagaimana sejak zaman presejarah, ketika suami punya tugas berburu, perempuan kemudian mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bercocok tanam. Soekarno menghormati kaum perempuan karena dia ibu ilmu pengetahuan. Ini yang harus kita pahami," jelas Hasto.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini