Pengamat Politik dan Kebijakan Publik DEEP, Yusfitriadi berpendapat hingga hari ini belum ada prestasi Ade Yasin yang menyangkut masyarakat.
"Prestasi yang sampai hari ini dirasakan masyarakat ya gak ada, kecuali sekedar simbolsi saja. Penghargaan apa itu mungkin ada itu kan simbolis. tapi yang dirasakan masyarakat gak ada," kata Yus saat wawancara di chanel Youtube Tribunnews Bogor.
Program yang gencar digodok Ade Yasin adalah Samisade atau satu miliar satu desa.
Program ini dimaksudkan untuk pemerataan pembangunan di tiap desa Kabupaten Bogor.
"Banyak program yang setengah, ada jalan Bomang sampai sekarang mangkrak, sumber daya manusia juga tidak kuat-kuat, tata kelola pemerintahan juga roboh. prestasinya tidak terlalu terlihat," kata Yusfitriadi.
Senada dengan Yus, Pengamat Kebijakan Publik Azas Tigor Nainggolan menekankan masyarakat Kabupaten Bogor belum merasakan adanya pembangunan selama empat tahun terakhir.
"itu di desa (wilayah Ciapus) jalan cuma satu, dalam 4 tahun ini, selebihnya gak ada program. Ciapus sulit air bersih masyarakat harus cari sendiri, bayangkan air saja tidak difasilitasi," katanya.
Selain itu Ade Yasin juga hingga kini dinilai tak mampu menemukan formulasi untuk macet di Puncak.
Menurut Tigor, hal itu karena pembangunan yang tidak merata hingga wisatawan tak memiliki pilihan lain selain Puncak.
Padahal menurut Tigor, Kabupaten Bogor memiliki banyak potensi wisata yang sebenarnya bisa dikembangkan namun tersendat pembangunan.
"Makanya orang hanya ke Puncak," katanya.
Selain infrastruktur, Tigor juga mengkritisi soal kesehatan.
Menurutnya Pemkab Bogor seakan lepas tangan terhadap upaya vaksinasi.
"Vaksin puskesmasnya minim sekali, gak ada edukasi, gak ada sosialisasi, masyarakat berjalan sendiri menyelamatkan dirinya," kata Tigor.