Olly Dondokambey terlibat dalam perbincangan hangat dengan Pimpinan Kompas Gramedia dan Tribun Network.
Kesempatan ini pun dimanfaatkan dengan melakukan wawancara eksklusif terkait program Gubernur Olly Dondokambey.
Olly menyampaikan, ia duduk sebagai anggota DPR RI asal Sulut sejak 2004 hingga 2015. Ia duduk di komisi yang membidangi keuangan, dan Badan Anggaran DPR RI.
Kemudian bersama calon Wakil Gubernur Sulut maju dan menang Pilkada Desember 2015.
Walaupun belum dilantik jadi Sulut 1, Olly segera mulai diskusi dengan para kepala dinas atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sulut.
Hal pertama yang dilakukannya adalah membedah 'jantung' Pemrov Sulut yakni kondisi keuangan.
"Pertama kali ikut Pilkada, setelah menang Pilkada, tapi belum dilantik, saya mendapati kenyataan bahwa APBD Sulut masih kecil. Tahun 2015, APBD Sulut hanya sekitar Rp 1 triliun," ujar Olly.
Kemudian ia dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Gubernur Sulawesi Utara periode pertama, 12 Februari 2016.
Melihat kenyataan perekonomian Sulut masih skala kecil, dan relatif tertinggal dari daerah lain, Olly berusaha menemukan jalan keluar.
Dan rada aneh, ia memulai pembangunan sektor pariwisata. Ia menjali kerja sama dengan berbagai pihak, kemudian berkunjung ke Republik Rakyat Tiongkok, China.
"Saya membangun pariwisata sebagai prioritas. Tujuan saya, hal terpenting, orang mau datang dan melihat Sulut. Kalau sudah melihat, maka akan sayang. Kenal maka sayang. Saya ajak maskapai penerbangan internasional. Dan pada Juni 2016, atau hanya empat bulan setelah dilantik, penerbangan langsung pertama dari China ke Manado terlaksana," ujar Olly dalam wawancara eksklusif dengan News Vice Director Tribun Network Domu D Ambarita.
"Saya memilih China, karena saat itu China baru 'terbebas' dari situasi kondisi yang lama agak tertutup. Kemudian, China negara paling pesat pertumbuhannya, perekonomian maju. Sehingga rakyatnya pasti ingin bepergian, bertamasya," kata Olly.
Mengingat pariwisata membutuhkan pelayanan kualitas yang baik, Pemprov Sulut pun memperbaikinya. Misalnya meningkatkan ketersediaan dan kenyamanan infratruktur bandar udara, jalan raya ke lokasi wisata, jalan tol, dan rumah sakit.
Tahap selanjutnya, setelah banyak wisawatan berdatangan dan memandang alam ke Sulut, beberapa investor dari negeri itu tertarik menanamkan modalnya. Misalnya, untuk sektor perikanan dan obat-obatan.