TRIBUNNEWS.COM, PADANG- Dinas Kesehatan Kota Padang belum menemukan adanya kasus hepatitis unknown aetiology di Kota Padang.
Meskipun begitu, Kepala Dinkes Padang, Srikurnia Yati mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Pertama, melakukan koordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Kota Padang dan RSUP M Djamil Padang.
"Hari ini kita juga akan melakukan zoom meeting dengan Dinkes Sumbar terkait langkah yang harus dilakukan," ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi kasus mirip hepatitis, pihaknya tetap akan menggelar gebyar imunisasi anak.
Kemudian melakukan imunisasi lengkap yang digelar dari bulan Mei hingga Juni.
Dengan tujuan seratus persen anak-anak usia sembilan bulan sampai lima belas tahun diimunisasi lengkap.
"Semoga kegiatan kita ini berhasil, 100 persen anak-anak kita dari usia sembilan bulan sampai lima belas tahun diimunisasi, sehingga hepatitis, campak tidak ada di kota Padang," ungkapnya.
Srikurnia Yati mengatakan apabila ditemukan kasus hepatitis nantinya akan dilakukan tindakan, hingga pemeriksaan laboratorium.
"Jika memang ditemukan kasus mirip hepatitis, kita akan kofirmasi hingga pemeriksaan laboratoriumnya," ungkapnya.
Kasus di Sumbar
Seorang bayi berusia 1 bulan 29 hari meninggal dunia diduga akibat hepatitis misterius.
Bayi asal asal Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu sempat dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit.
Namun, nyawa bayi tersebut tidak tertolong.
"Ada informasi kemarin satu orang anak meninggal dunia," kata Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Senin (9/5/2022).
Mahyeldi menjelaskan anak ini diduga menderita penyakit baru yang mirip gejalanya dengan hepatitis akut misterius.
"Mohon tolong sampaikan jika ada temuan untuk dapat ditindaklanjuti," kata Mahyeldi Ansharullah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr Lila Yanwar, menambahkan anak umur 1 bulan 29 hari yang meninggal dunia ini memiliki gejala yang mirip hepatitis yang Unknown Aetiology.
"Begitu kita ketahui dan kita lihat gejalanya, itu mirip dengan hepatitis yang Unknown Aetiology," kata Lila Yanwar.
Ia mengatakan pasien ini merupakan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit dan meninggal dunia pada tanggal 2 Mei 2022 lalu.
"Hal pertama yang kita lakukan adalah penelusuran status kesehatannya melalui perjalanan dirujuknya sampai ke Rumah Sakit Hermina," katanya.
Pemkab Solok dan Pemprov Sumbar pun sudah melakukan survei untuk mencari data.
"Sudah dapat semua datanya, kondisi rumahnya, kemudian penyebarannya dan sudah ada pendataannya oleh teman-teman surveilans," katanya.
Langkah berikutnya, Dinkes Sumbar akan memberikan peringatan kepada Direktur Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
"Kalau ada gejala-gejala seperti itu harap dilaporkan, dan hari ini kami akan bertemu via zoom dengan teman-teman dinas.
Hal itu berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan, seperti apa bentuk pelaporan secara resmi melalui aplikasi," kata dr Lila Yanwar.
Terkait untuk penyakit baru ini sedang diselidiki oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meningkatkan kewaspadaan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia.
Kejadian tersebut terjadi dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Namun hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui.
Mari pahami gejala hepatitis akut misterius dan langkah pencegahannya.
Apa saja gejala Hepatitis Akut Misterius?
Gejala Hepatitis Akut
Berikut gejala Hepatitis Akut yang dikutip dari laman resmi Kemenkes:
- Mual
- Muntah
- Diare berat
- Demam
- Kuning
- Kejang
- Penurunan kesadaran
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengimbau jika anak-anak memiliki gejala tersebut, agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan hingga saat ini berupaya melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.
Langkah Pencegahan
Kementerian Kesehatan menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati, tetap tenang dan melakukan tindakan pencegahan selama masa investigasi.
Berikut beberapa langkah pencegahan menurut Kemenkes:
1. Mencuci tangan
2. Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih
3. Tidak bergantian alat makan
4. Menghindari kontak dengan orang sakit
5. Melaksanakan protokol kesehatan
Awal Mula Ditemukan Penyakit Hepatitis Akut Misterius
WHO telah menerima laporan pada dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada 5 April 2022.
Kasus tersebut ditemukan pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Sementara itu, kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Tujuh belas anak di antaranya (10 %) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
Namun, dari sebagian kasus tidak ditemukan adanya demam.
Penyebab dari penyakit tersebut belum diketahui.
Adapun pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan hasilnya tidak ditemukan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E sebagai penyebab dari penyakit tersebut.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Antisipasi Hepatitis Misterius, Dinkes Padang Gelar Imunisasi Lengkap Mei hingga Juni