Menurutnya, penganut LGBT juga dapat merusak bangsa kejiwaan generasi masa depan, utamanya pada anak adopsi para pelaku LGBT.
Dalam pandangannya, saat anak mengerti bahwa orangtua adalah ayah dan ibu, tiba-tiba mendapati orangtuanya pria semua atau wanita semua bisa merusak psikis dan moral generasi masa depan.
“Anda bisa membayangkan, penganut homoseksual yang kebanyakan mengadopsi anak, apakah mereka tak sadar beban mental yang ditanggung anak tersebut,” tegasnya.
Ia mengimbau, agar penganut LGBT kembali pada perintah Allah agar tidak melakukan penyimpangan seksual.
Apalagi LGBT oleh Kementerian Kesehatan dikategorikan penyakit mental, yang tidak disebabkan faktor biologis apalagi takdir.
“Pasti ada kejadian yang membuat seseorang menyimpang orientasi seksualnya,” ungkapnya.
“Jadi, kesempatan untuk disembuhkan memiliki peluang besar,” kata Chriswanto.