Alasan lain, lanjut Hillary, Fahri sudah lulus di beberapa sekolah kedinasan lain yang sebenarnya bisa dipilih.
Apalagi Fahri adalah anak yang berprestasi.
Opsi Kedua
Dengan keputusan Polri, Hillary berharap permohonan Fahri untuk dapat diberikan kesempatan membuktikan hasil tes matanya di rumah sakit pembanding, dapat diterima Polri.
Sehingga, Fahri dapat segera menyusul teman-temannya untuk mengikuti pelatihan.
"Saya masih sangat berharap sekiranya dapat memohon kebijakan dari Pak Kapolri untuk mempertimbangkan second opinion ini, sehingga jajaran Polda punya landasan untuk mengambil kebijakan."
"Sekiranya second opinion dari beberapa rumah sakit lain dapat menjadi pertimbangan, siapa tau Fahri masih bisa dikembalikan untuk berangkat mengikuti pelatihan dengan gelombang yang sama," tulis Hillary dalam postingan selanjutnya.
Baca juga: Hillary Unggah Video Aduan Pemuda Gagal Masuk Polri: Diganti Orang Lain Padahal Sudah Lulus
Diagnosa Pembanding
Hillary mengatakan wajar apabila banyak publik yang mempertanyakan kenapa Fahri bisa sembuh dari buta warna yang pada umumnya dianggap permanen.
Namun saat ini sudah ada diagnosa pembanding yang bisa menjadi pertimbangan tim seleksi Polri.
Hillary berharap keputusan pencabutan nama Fahri murni karena adanya kesalahan diagnosa Polri.
TIdak hanyak Hillary, publik pun berharap Fahri dapat kembali bergabung dengan teman-teman seangkatannya.
Berikut postingan terkahir Hillary, untuk kemudian dapat menjadi pertimbangan Polri dalam mengupayakan posisi Fahri.
Baca juga: Ketua Komisi III DPR Akan Tanya soal AKBP Brotoseno dalam Rapat dengan Kapolri Pekan Depan
"Sekiranya second opinion atau diagnosa pembanding dapat dipertimbangkan, masyarakat sangat berharap fahri dapat kembali bergabung dengan teman-teman seangkatannya yang akan segera (melakukan) pelatihan, karena ia berani diperiksa di rumah sakit lain untuk membuktikan bahwa ia tidak buta warna parsial. Ia juga anak yang cerdas dan berprestasi."