TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaiKopi Hendri Satrio menyebut, kerenggangan hubungan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah terlihat secara kasat mata sejak lama.
Beberapa momen dijadikan rujukan oleh Hensat --sapaan akrab Hendri Satrio-- terkait dengan kerenggangan itu, dimulai dari perayaan Idul Fitri kemarin.
Jokowi saat itu tak langsung menemui Megawati Soekarnoputri.
"Kemudian beberapa hal kejadian Projo di Magelang kemudian kemarin, sebetulnya kan sudah kasat mata terlihat bahwa memang ada kerenggangan," kata Hensat saat dimintai tanggapannya, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Pengamat soal Hubungan Jokowi dan Megawati : Bukan Ingin Dijauhkan Tapi Saling Menjauhkan
Hensat juga beranggapan kalau kerenggangan antara kedua elit pemerintah ini bukan baru pertama terjadi.
Perbedaan kepentingan dan pandangan politik menjadi satu dari beberapa dasar terjadinya kerenggangan.
Oleh karenanya, Hensat meyakini, hubungan antara Jokowi dan Megawati ini akan kembali membaik ke depannya.
"Tapi yang jelas adalah kalau kemudian renggang sepeti ini kan bukan pertama kali, makanya lain waktu ke depannya saya sih yakin mereka akan berbaikan lagi," ucap Hansat.
Terlebih kata Hensat, dalam beberapa isu terakhir Megawati sebagai Ketua Umum Partai kerap memberikan pembelaan atas kinerja Jokowi.
Satu di antaranya yakni perihal kelangkaan minyak goreng yang belakangan ini menjadi polemik di masyarakat.
"Bu Mega ngebelain pak Jokowi tuh waktu minyak goreng (langka) bahkan ibu Mega merelakan dirinya dikritik oleh ibu-ibu," ucap Hensat.
Baca juga: Ketua Umum Gerindra Prabowo Bertemu Surya Paloh di Kantor Nasdem
Baca juga: Prabowo Bertemu Surya Paloh, Nasdem Tepis Isu Koalisi
Atas hal itu, dirinya enggan menyebutkan adanya dugaan keterlibatan pihak lain dari kondisi kerenggangan antara Presiden RI dan mantan Presiden RI ini.
"Tapi kalau kemudian siapa yang menjauhkan itu kita gabisa menuduh orang sembarangan," tukas Hensat.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto melihat, ada indikasi kuat hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ingin dijauhkan.